Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu menetapkan kuota penawaran awal sukuk ritel seri SR019 sebesar Rp20 triliun. Resmi diluncurkan kemarin, Jumat, (1/9/2023), penjualan sementara SR019 tembus Rp2,24 triliun dari kedua seri.
Berdasarkan data di laman resmi Investree, per Sabtu, (2/9/2023) pukul 10.25 WIB, penjualan SR019 sudah mencapai Rp2,24 triliun. Perinciannya SR019T3 (tenor 3 tahun) terjual 1,36 triliun, sedangkan SR019T5 (tenor 5 tahun) terjual Rp874,42 miliar.
Sebagai informasi, SR019T3 memiliki tingkat imbalan tetap 5,95 persen, dengan tanggal jatuh tempo pada 10 September 2026. Sedangkan SR019T5 memiliki tingkat kupon sebesar 6,10 persen dengan tanggal jatuh tempo 10 September 2028.
Adapun, masa penawaran kedua seri SR019 tersebut dibuka mulai 1 September hingga 20 September 2023 pukul 10.00 WIB. Hasil penjualan ditetapkan tanggal 25 September, sedangkan tanggal setelmen jatuh pada 27 September 2023.
"Tujuan utama penerbitan Sukuk Ritel adalah untuk membiayai APBN dan membiayai pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia," tulis DJPPR Kemenkeu melalui laman resminya.
Investor ritel dapat membeli kedua seri sukuk ritel SR019 tersebut dengan minimal pemesanan Rp1 juta berlaku kelipatannya. Untuk maksimal pemesanan SR019T3 sebesar Rp5 miliar, sedangkan maksimal pemesanan SR019T5 sebesar Rp10 miliar.
Baca Juga
Adapun, DJPPR Kemenkeu mengatakan beberapa keuntungan berinvestasi di sukuk ritel SR019 antara lain yaitu pokok dan imbalan dijamin oleh negara dengan tingkat imbalan tetap.
Imbalan akan dibayarkan setiap bulan dengan nilai lebih tinggi dari rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN.
Karakteristik SR019 yakni akses investasi sesuai prinsip syariah, dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder antar investor domestik.