Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Naik Tembus Level Psikologis US$85 per Barel

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik untuk tujuh hari berturut-turut, dan menembus level US$85 per barel.
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melonjak ke level US$85 per barel pada perdagangan Jumat (1/9/2023) seiring upaya OPEC+ yang selama berbulan-bulan mengurangi pasokan.

Pasar minyak mentah juga terbantu Beijing yang menunjukkan tekad baru untuk meningkatkan perekonomiannya. Adapun China merupakan mesin utama konsumsi minyak mentah global.

Mengutip Bloomberg, Jumat (1/9/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik untuk hari ketujuh, melanjutkan kenaikan terpanjang sejak Januari 2023 dan membawa harga ke level tertinggi sejak November 2022. Kontrak berjangka AS telah menguat sekitar 6 persen pada minggu ini, menuju kenaikan mingguan terbesar sejak April 2023.

Sejak April 2023, Arab Saudi telah memimpin upaya mengurangi pasokan dari OPEC dan sekutunya dalam strategi menghidupkan kembali harga yang lesu. Meskipun dimulainya kampanye ini memberi kejutan pada harga minyak mentah, kenaikan tersebut memudar karena pasokan dari Rusia tetap kuat dan kekhawatiran terhadap permintaan Tiongkok masih ada.

Kendati demikian, harga minyak mentah telah menguat sejak akhir Juni 2023 karena aliran minyak ke Arab Saudi menyusut ke posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, Rusia memperdalam komitmennya terhadap upaya dukungan harga, dan Tiongkok meningkatkan langkah-langkah untuk memperkuat perekonomiannya.

“WTI pada harga US$85 adalah level psikologis yang sangat besar. Untuk menerobos dan mempertahankannya, kita memerlukan konfirmasi perpanjangan pemangkasan Saudi-Rusia dan keyakinan bahwa stimulus Tiongkok telah mulai diterapkan dan meningkatkan sentimen di sana,” kata Rebecca Babin, analis energi CIBC Private Wealth.

Babin memprediksi harga WTI akan menembus di atas US$85 dan bertahan, meskipun perlu percobaan beberapa kali untuk melampaui level tersebut.

Data ketenagakerjaan utama AS yang dirilis Jumat memberikan dukungan lebih lanjut terhadap harga minyak, dengan tingkat pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan dan pertumbuhan upah melambat, menambah spekulasi bahwa Federal Reserve sudah selesai menaikkan suku bunga.

Adapun selisih harga minyak mentah AS telah melonjak ke level terkuat sejak November 2022 karena persediaan di pusat penyimpanan utama Cushing, Oklahoma, terus berkurang. Selisih antara dua kontrak terdekat bulan Desember untuk WTI meroket ke level terlebar dalam setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper