Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang logam BUMN PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam menargetkan pabrik feronikel di Halmahera Timur beroperasi pada kuartal IV/2023.
Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie menyampaikan ANTM terus melanjutkan penyelesaian proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasiras 13.500 ton dalam feronikel (TNi) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Perseroan juga mengembangkan infrastruktur pendukung pabrik pada kuartal IV/2023.
"Antam telah memulai tahap awal pengoperasian pabrik feronikel Halmahera Timur dengan pemanasan tungku pembakaran pada 7 Juli 2023. Selanjutnya, pada 19 Juli 2023, sudah melakukan rangkaian kedua commissioning pada 19 Juli 2023," paparnya dalam keterangan resmi.
Pada semester I/2023, konstribusi penjualan segmen nikel mencapai 34 persen dari total penjualan Antam. Nilai pendapatan ANTM dari bisnis nikel mencapai Rp7,43 triliun, tumbuh 36 persen dari Rp5,45 triliun pada semester I/2022.
Dari sisi operasional, antam memproduksi 10.537 TNi pada semester I/2023. Penjualan mencapai 10.606 TNi, naik 10 prsen dari tahun sebelumnya. Feronikel berasal dari pabrik di Kolaka, sulawesi Tenggara.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih Antam naik 23,84 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp1,88 triliun dibandingkan semester I/2022 sebesar Rp1,52 triliun.
Baca Juga
Kenaikan laba bersih Antam didorong meningkatnya penjualan sebesar 15,38 persen yoy menjadi Rp21,66 triliun dibanding periode sama 2022 sebesar Rp18,77 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, penjualan ANTM ditopang dari logam mulia dan pemurnian sebesar Rp13,42 triliun, nikel berkontribusi Rp7,42 triliun, diikuti bauksit dan alumina sebesar Rp770,73 miliar, dan lain-lain Rp38,13 miliar.
Corporate Secretary ANTM Syarif Faisal Alkadrie mengatakan volatilitas harga jual feronikel yang dipengaruhi oleh tingkat supply dan demand nikel kelas-2 di pasar mempengaruhi kinerja keuangan perseroan pada semester I/2023.
"Di tengah kondisi tersebut, Antam terus mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan bijih nikel, emas dan bauksit, serta implementasi kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Kamis, (31/8/2023).
Seiring kenaikan penjualan, beban pokok penjualan perseroan juga meningkat menjadi Rp17,42 triliun, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp14,74 triliun.
Alhasil, laba kotor ANTM naik 5,24 persen yoy menjadi Rp4,24 triliun, dibanding semester I/2022 sebesar Rp4,02 triliun.
Adapun, kas dan setara kas akhir periode Antam melejit 103,53 persen yoy menjadi Rp6,58 triliun dibanding periode sama tahun 2022 sebesar Rp3,23 triliun.
Berdasarkan neraca, total aset ANTM tumbuh menjadi Rp36,36 triliun hingga 30 Juni 2023, dibanding posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp33,63 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp12,69 triliun dibanding posisi akhir 2022 sebesar Rp9,92 triliun. Sedangkan ekuitas turun menjadi Rp23,67 triliun dibanding posisi Desember 2022 sebesar Rp23,71 triliun.