Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,13 persen pada perdagangan hari ini, Rabu, (30/8/2023). Saham BBRI, BBCA, dan TLKM terpantau paling laris diperdagangkan.
Berdasarkan data RTI, IHSG terapresiasi 0,13 persen atau 8,82 poin ke level 6.966,65 pada akhir perdagangan. IHSG bergerak pada rentang sampai 6.966,65 sampai 7.008,48 hari ini.
IHSG akhirnya mampu menembus level 7.000 atau tertinggi sepanjang 2023 pada perdagangan Rabu (30/8/2023). Pencapaian level tersebut sebelumnya telah diraih pada Maret 2022.
Tercatat, 239 saham menguat, 252 saham melemah, dan 266 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp10.294 triliun.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terpantau paling laris diperdagangkan hari ini, dengan frekuensi 24.322 kali dan nilai transaksi tembus Rp950,31 miliar. Meskipun demikian, saham BBRI justru ditutup terkoreksi 1,34 persen ke level Rp5.525 per saham.
Selanjutnya, saham PT Bank Central Indonesia Tbk. (BBCA) milik konglomerat Hartono bersaudara juga terpantau laris diperdagangkan dengan frekuensi transaksi 10.093 kali dan nilai Rp519,85 miliar. Namun, saham BBCA juga melemah 0,54 persen ke level Rp9.200 per saham.
Baca Juga
Saham terlaris lainnya yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang diperdagangkan dengan frekuensi 15.865 kali senilai Rp495,32 miliar. Saham TLKM mampu menutup di zona hijau dengan naik 2,42 persen ke level Rp3.810 per saham.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar besar atau big cap, PT Astra International Tbk. (ASII) mampu parkir di zona hijau dengan menguat 0,78 persen ke level Rp6.450. Disusul PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) yang menguat 0,67 persen ke level Rp4.500 per saham.
Sementara itu, dari jajaran top losers ada saham PT Mitra Pack Tbk. (PTMP) yang terkoreksi 14,94 persen ke posisi Rp131 per saham. Diikuti PT Sarana Mitra Luas Tbk. (SMIL) yang melemah 11,04 persen ke level Rp145 per saham.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan IHSG diproyeksi dapat terus menguat hingga menyentuh level 7.200 hingga akhir tahun. Pasalnya, valuasi IHSG menurutnya relatif lebih menarik dibandingkan dengan pasar saham di negara-negara Asia Tenggara lainnya.
"IHSG bisa lanjut menguat karena memang pada saat ini indeksnya undervalued dibandingkan dengan pasar saham peer groups. Earnings potensial-nya juga bagus dan mayoritas emiten besar mempunyai fundamental yang konsisten dan stabil serta valuasi yang menarik," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (30/8/2023).
Di lain sisi, Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih dalam risetnya mengatakan pergerakan IHSG hari ini didorong oleh sentimen Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan melaporkan hingga saat ini dana yang terkumpul untuk penanganan perubahan iklim berjumlah US$500 juta atau setara Rp7,66 triliun.
Dana tersebut dapat bertambah hingga US$4 miliar dari dukungan Asian Development Bank (ADB), World Bank, termasuk pemerintah Indonesia. Anggaran tersebut akan difokuskan untuk mempensiunkan pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia dalam waktu dekat, dengan target 1,5 gigawatt (GW) PLTU yang akan dihentikan pada tahap awal.