Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Modal IHSG Bertahan di Atas 7.000 hingga Akhir 2023

Sederet katalis digadang-gadang akan menjadi penopang pergerakan IHSG di atas level 7.000 hingga akhir 2023.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA —  Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya mampu menembus level 7.000 atau tertinggi sepanjang 2023 pada perdagangan Rabu (30/8/2023). Pencapaian level tersebut sebelumnya telah diraih pada Maret 2022.

Berdasarkan data RTI, IHSG menutup sesi I perdagangan hari ini dengan parkir di level 6.979,28. IHSG melesat ke level tertinggi di 7.008,48 sedangkan level terendahnya di 6.967,64.

Sebanyak 250 saham menguat, 223 saham melemah, dan 272 saham bergerak di tempat pada sesi I hari ini. Kapitalisasi pasar tembus Rp10.305 triliun.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan IHSG diproyeksi dapat terus menguat hingga menyentuh level 7.200 hingga akhir tahun. Pasalnya, valuasi IHSG menurutunya relatif lebih menarik dibandingkan dengan pasar saham di negara-negara Asia Tenggara lainnya.

"IHSG bisa lanjut menguat karena memang pada saat ini indeksnya undervalued dibandingkan dengan pasar saham peer groups. Earnings potential-nya juga bagus dan mayoritas emiten besar mempunyai fundamental yang konsisten dan stabil serta valuasi yang menarik," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (30/8/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan, pasar saham hingga akhir tahun mendapat penopang dari momentum kampanye jelang pemilu yang menjadi sentimen positif pada sebelum dan setelah Pemilu 2024.

"Secara historis memang ini menjadi penopang untuk pasar saham terutama untuk sektor keuangan properti dan konsumen. Kalau kita lihat emiten perbankan top 4 juga yang termasuk sektor keuangan sangat kondusif dengan fundamental dan rasio kunci yang masih aman valuasi yang masih undervalue," paparnya.

Di lain sisi, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, kinerja IHSG pada September akan terkonsolidasi karena pelaku pasar dan investor masih menunggu kepastian dari suku bunga The Fed yang diprediksi akan dinaikkan ke 5,75 persen dalam Federal Open Market Committee (FOMC) September mendatang.

"Untuk kinerja pergerakan IHSG ke depan, mengacu kepada 5 year average memang IHSG pada September bisa saja terkoreksi wajar terlebih dahulu, karena berkaitan dengan FOMC The Fed. Hal itu membuat para pelaku pasar atau investor akan bersikap lebih hati-hati," ujarnya kepada Bisnis.

Meskipun begitu, Nafan mengatakan IHSG pada Oktober hingga Desember diprediksi akan kembali berada di zona positif, didukung kondisi makroekonomi Indonesia yang relatif stabil.

"Jadi, bulan September ini merupakan momen yang tepat bagi para investor untuk akumulasi beli atau buy on weakness. Karena nanti kita bisa mendapatkan momentum positif di Oktober hingga Desember," jelasnya. 

Adapun, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan valuasi IHSG hingga akhir 2023 dapat menembus level 7.600 dengan merefleksikan price to earning ratio (PER) 15,5 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper