Bisnis.com, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemungkinan masih akan melanjutkan penguatan setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuan 5,75 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan pada perdagangan hari ini, Jumat (25/8/2023) mata uang rupiah fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat di rentang Rp15.200- Rp15.300 per dolar AS.
Menurutnya penguatan rupiah berkat dolar AS yang melemah terhadap mata uang lainnya setelah data menunjukkan bahwa pertumbuhan aktivitas bisnis AS yang terlemah sejak Februari. Hal itu mendorong imbal hasil Treasury AS turun kembali dari level tertinggi dalam beberapa dekade karena para pedagang memperkirakan pendinginan aktivitas ekonomi akan memberikan ruang bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi.
"Namun demikian, pergerakan tersebut kecil karena pasar menunggu dimulainya simposium Jackson Hole, di mana pidato Ketua Fed Jerome Powell dapat meningkatkan mata uang AS jika ia tetap bersikap keras terhadap inflasi," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (25/8/2023).
Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan 'rahasia' memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah bukan melalui suku bunga, namun intervensi di pasar valas dengan fokus pada transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
Perry menjelaskan saat ini ekonomi China terus melemah. Di sisi lain, sikap dovish Bank Sentral Jepang terhadap kebijakan moneternya. Kondisi tersebut, lanjutnya, mendorong dolar AS terus menguat.
Baca Juga
“Bagaimana mencapai stabilitasnya [nilai tukar rupiah]? Jamunya bukan suku bunga, jamunya adalah intervensi di spot maupun domestic non-delivery forward, intervensi valas. Itu yang kami terus stabilkan dan Alhamdulillah rupiah kita meskipun agak melemah di saat seluruh dunia melemah, tapi pelemahan kita rendah,” jelasnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (24/8/2023).
Berdasarkan asesmen BI, peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar Rupiah pada Agustus 2023 (sampai dengan 23 Agustus 2023) secara point-to-point melemah sebesar 1,41 persen dibandingkan dengan akhir Juli 2023.
Sementara secara year-to-date (ytd), rupiah tercatat masih menguat sebesar 1,78 persen dari level akhir Desember 2022.
Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah, dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.