Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada Kamis (24/8/2023). Penguatan ini terjadi saat Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 49 poin atau 0,32 persen menuju level Rp15.246 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga naik 0,09 persen ke 103,50.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia mayoritas menguat. Won Korea, misalnya, menguat 1,33 persen, diikuti yuan China yang naik 0,04 persen, rupee India menguat 0,21 persen dan ringgit Malaysia naik 0,30 persen.
Sebagaimana diketahui, Rapat Dewan Gubernur BI yang digelar pada 23 – 24 Agustus 2023 kembali menahan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen, meskipun inflasi tahunan periode Juli 2023 berada dalam target BI yakni 3,08 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan mengacu pada keputusan tersebut, suku bunga Deposit Facility tetap di level 5 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,5 persen.
Perry menuturkan keputusan mempertahankan BI7DRR konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3+/-1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5 +-1 persen pada 2024.
Baca Juga
"Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah untuk memitigasi dampak rambatan pasar keuangan global," tutur Perry.
Sementara itu, kebijakan insentif likuiditas makroprudensial juga terus diperkuat untuk mendorong kredit/pembiayaan dengan fokus hilirisasi, perumahan, pariwisata dan pembiayaan inklusif dan hijau.
Adapun akselerasi digitalisasi sistem pembayaran terus didorong untuk perluasan inklusi ekonomi dan keuangan digital.
Sebelumnya, konsensus ekonom Bloomberg mencatat sebanyak 28 dari 30 lembaga yakin BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen.
Kepala Ekonom Bank Mandiri (BMRI) Andry Asmoro melihat BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) di tingkat 5,75 persen saat kondisi rupiah yang melemah.