Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Perkasa saat BI Tahan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen

Rupiah ditutup menguat 49 poin atau 0,32 persen menuju level Rp15.246 per dolar AS setelah keputusan suku bunga Bank Indonesia.
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada Kamis (24/8/2023). Penguatan ini terjadi saat Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 49 poin atau 0,32 persen menuju level Rp15.246 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga naik 0,09 persen ke 103,50.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia mayoritas menguat. Won Korea, misalnya, menguat 1,33 persen, diikuti yuan China yang naik 0,04 persen, rupee India menguat 0,21 persen dan ringgit Malaysia naik 0,30 persen.

Sebagaimana diketahui, Rapat Dewan Gubernur BI yang digelar pada 23 – 24 Agustus 2023 kembali menahan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen, meskipun inflasi tahunan periode Juli 2023 berada dalam target BI yakni 3,08 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan mengacu pada keputusan tersebut, suku bunga Deposit Facility tetap di level 5 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,5 persen.

Perry menuturkan keputusan mempertahankan BI7DRR konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3+/-1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5 +-1 persen pada 2024.

"Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah untuk memitigasi dampak rambatan pasar keuangan global," tutur Perry. 

Sementara itu, kebijakan insentif likuiditas makroprudensial juga terus diperkuat untuk mendorong kredit/pembiayaan dengan fokus hilirisasi, perumahan, pariwisata dan pembiayaan inklusif dan hijau.

Adapun akselerasi digitalisasi sistem pembayaran terus didorong untuk perluasan inklusi ekonomi dan keuangan digital.

Sebelumnya, konsensus ekonom Bloomberg mencatat sebanyak 28 dari 30 lembaga yakin BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen. 

Kepala Ekonom Bank Mandiri (BMRI) Andry Asmoro melihat BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) di tingkat 5,75 persen saat kondisi rupiah yang melemah.  

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper