Bisnis.com, JAKARTA — Peningkatan realisasi belanja modal atau capex bisa berdampak positif pada pasar saham. Langkah emiten untuk ekspansi memberi sinyal ke pasar mengenai prospek pertumbuhan kinerja pada masa mendatang.
Sejumlah emiten tercatat meningkatkan realisasi capex-nya pada paruh pertama 2023, terlepas dari kondisi perekonomian yang dipenuhi turbulensi dan ketidakpastian penurunan suku bunga bank.
Teranyar, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) melaporkan realisasi capex pada semester I/2023 melonjak 71 persen menjadi US$269 juta. Aktivitas belanja terutama digunakan untuk alat berat dan pengangkutan, investasi smelter aluminium, dan infrastruktur. Adapun total capex ADRO dialokasikan US$500 juta—US$600 juta pada tahun ini.
Di sektor telekomunikasi, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) telah menyerap capex Rp15 triliun atau naik 11,11 persen dibandingkan dengan realisasi semester I/2022 sebesar Rp13,5 triliun. Sementara itu, ISAT telah membelanjakan capex sebesar Rp3,9 triliun. Dana itu mayoritas dikucurkan untuk meningkatkan kualitas jaringan, investasi IT, dan pengembangan infrastruktur telekomunikasi.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengemukakan serapan capex yang lebih tinggi memberi sentimen yang positif karena memperlihatkan kepercayaan tinggi emiten terhadap kondisi perekonomian.
“Ini memperlihatkan mereka optimistis terhadap kondisi ekonomi yang cukup kondusif serta outlook positif untuk bisnis,” kata Arjun, Rabu (23/8/2023).
Baca Juga
Optimisme ini pun diyakini Arjun akan turut berimbas pada performa saham emiten terkait. Kenaikan capex, kata Arjun, mengindikasikan potensi untuk membukukan kenaikan pendapatan dari adanya ekspansi bisnis.
“Ini seharusnya ditranslasi ke kenaikan harga saham emiten tersebut,” tambah Arjun.
Selain serapan belanja modal yang lebih tinggi daripada tahun sebelumnya, sejumlah emiten mengalokasikan belanja modal yang lebih besar pada 2023. UNTR, misalnya, mengerek belanja modal dari US$750 juta menjadi hingga US$1 miliar. Selain itu, capex MEDC naik dari US$275 juta menjadi US$370 juta untuk sektor migas dan kelistrikan.