Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Rebound, Hentikan Penurunan 9 Hari Beruntun Imbas Melemahnya Dolar AS

Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (18/8/2023), menghentikan pelemahan sembilan sesi beruntun karena dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah.
Ilustrasi emas global/Pexels.
Ilustrasi emas global/Pexels.

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (18/8/2023), menghentikan pelemahan sembilan sesi berturut-turut, rekor penurunan harian terpanjang dalam lebih dari enam tahun, karena dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, menguat tipis 1,30 dolar AS atau 0,07 persen menjadi ditutup pada 1.916,50 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.926,00 dolar AS dan terendah di 1.915,90 dolar AS.

Pada perdagangan sesi sebelumnya, emas berjangka anjlok 13,10 dolar AS atau 0,68 persen menjadi 1.915,20 dolar AS pada Kamis (17/8), setelah jatuh 6,90 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.928,30 dolar AS pada Rabu (16/8), dan merosot 8,80 dolar AS atau 0,45 persen menjadi 1.935,20 dolar AS pada Selasa (15/8).

Dolar AS tergelincir dari tertinggi dua bulan, tetapi masih berada di jalur untuk kenaikan minggu kelima berturut-turut karena ekonomi AS yang tangguh menyiratkan suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Dolar AS melemah pada Jumat (18/8), setelah inflasi kawasan euro menunjukkan tanda-tanda pelambatan marjinal.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, terakhir diperdagangkan 0,2 persen lebih rendah di 103,290.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,18 persen menjadi 103,3831 pada akhir perdagangan.

Turunnya imbal hasil obligasi Pemerintah AS, juga memberikan dukungan pada emas, membantu emas mengakhiri penurunan beruntun terpanjang sejak Maret 2017. Namun emas masih mengakhiri pekan ini dengan penurunan hampir 1,6 persen.

Didorong oleh data ekonomi AS yang kuat, indeks dolar AS telah naik 0,7 persen minggu ini dan sekitar 1,6 persen sejauh bulan Agustus, memperkuat ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga "lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama."

"Kenaikan baru-baru ini dalam imbal hasil AS meredam minat investor, di antara investor keuangan spekulatif yang lebih berorientasi jangka pendek dan investor ETF," kata Barbara Lambrecht, analis komoditas di Commerzbank, sebagaimana dikutip Antara.

"Dalam kondisi seperti ini, permintaan fisik emas di Asia hampir tidak dapat membantu, dan impor emas China kemungkinan tidak akan menggerakkan harga," katanya.

Perhatian pasar kini beralih ke simposium kebijakan moneter AS di Jackson Hole, Wyoming, minggu depan. Ketua Federal Reserve Jerome Powell diharapkan akan berbicara di simposium.

Jika Powell terlihat mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya, emas bisa turun "agak lebih jauh," kata Lambrecht, meskipun Commerzbank memperkirakan Powell tidak akan berkomitmen untuk bergerak.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 1,80 sen atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 22,733 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 19,40 dolar atau 2,17 persen, menjadi menetap pada 915,00 dolar AS per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper