Bisnis.com, JAKARTA – Emiten di bidang energi baru dan terbarukan (EBT), yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) meyakini operasional di Lahendong, Sulawesi Utara, mampu membawa kapasitas terpasang perseroan tembus 1 gigawatt.
Area Lahendong tercatat memiliki enam unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah beroperasi secara komersial sejak 2001. Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) ini juga memiliki total kapasitas terpasang sebesar 120 megawatt.
“Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong menjadi tulang punggung dalam pemasokan kebutuhan listrik masyarakat yang bermukim di wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo,” ujar Direktur Utama PGEO Julfi Hadi dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (16/8/2023).
Lahendong merupakan satu dari 13 WKP yang dikelola perseroan dengan total kapasitas terpasang 672 megawatt. Julfi pun optimistis asupan listrik dari Lahendong mampu mewujudkan ambisi PGEO untuk memiliki kapasitas terpasang 1 gigawatt dalam dua tahun ke depan.
“Area Lahendong ini merupakan bagian dari strategi penambahan kapasitas terpasang yang dikelola sendiri oleh PGE menjadi 1 GW. Untuk mengoptimalkan potensi listrik, kami menggunakan penerapan teknologi co-generation,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Operasi PGEO Ahmad Yani menjelaskan bahwa PGE Area Lahendong telah berhasil memasok listrik kepada 133.300 rumah di wilayah Sulawesi Utara.
Baca Juga
Sampai dengan semester I/2023, area Lahendong telah menghasilkan pendapatan usaha sebesar US$42,82 juta atau berkontribusi sebesar 20,7 persen terhadap pendapatan perseroan.
Sementara itu, analis OCBC Sekuritas William Ardian menuturkan perkembangan aktivitas dari area Lahendong dapat menjadi modal penting bagi PGEO untuk mengakselerasi kinerja keuangan pada paruh kedua tahun ini. Apalagi, utilisasi produksi sudah dipacu secara maksimal.
“Terutama pada semester II/2023, kami menduga meski sedikit melandai, inflasi Amerika Serikat yang relatif masih tinggi seharusnya dapat dimanfaatkan oleh PGEO untuk menyesuaikan harga jual lebih tinggi, yang dapat dikonversi ke pendapatan perseroan,” tuturnya.
Terkait target kapasitas terpasang 1 gigawatt, William menyatakan upaya tersebut bakal sangat bergantung pada kebijakan manajemen dalam menjaga utilitas dan operasionalnya agar mampu memaksimalkan output, sehingga eskalasi produksi dapat meningkat.
“PGEO harus memaksimalkan progres eksplorasi sumur yang saat ini sedang berjalan guna menjaga keunggulan operasional. Ke depan, saya optimistis PGEO dapat terus berkembang guna memberikan akses ke energi bersih yang andal,” kata William.