Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Turun Tipis Sesi I, Saham AMMN-BYAN Masih Cuan

IHSG berfluktuasi pada perdagangan Selasa (15/8/2023) seiring dengan rilis data ekonomi neraca dagang. Saham big caps AMMN dan BYAN masih mampu menguat.
IHSG berfluktuasi pada perdagangan Selasa (15/8/2023) seiring dengan rilis data ekonomi neraca dagang. Saham big caps AMMN dan BYAN masih mampu menguat.  Bisnis/Himawan L Nugraha
IHSG berfluktuasi pada perdagangan Selasa (15/8/2023) seiring dengan rilis data ekonomi neraca dagang. Saham big caps AMMN dan BYAN masih mampu menguat. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi pada perdagangan Selasa (15/8/2023) seiring dengan rilis data ekonomi neraca dagang. Saham big caps AMMN dan BYAN masih mampu menguat.

IHSG ditutup turun tipis 0,01 persen atau 0,61 poin menjadi 6.909,55 pada akhir sesi I. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.898,51-6.928,63.

Sejumlah 294 saham hijau, 226 saham melemah, dan 207 lainnya masih berada di harga yang sama dengan penutupan sesi perdagangan sebelumnya.

Dari saham-saham berkapitalisasi besar, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memimpin kenaikan dengan apresiasi 1,10 persen ke harga Rp92 per saham di tengah kabar perilisan laporan keuangan semester I/2023. PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) menguat 3,57 persen dan BYAN naik 1,42 persen.

Sebagian saham berkapitalisasi jumbo melemah awal perdagangan. BMRI memimpin pelemahan dengan koreksi harga 1,68 persen. Kemudian disusul ASII dan BBRI yang masing-masing melemah 1,10 persen dan 1,33 persen.

Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan IHSG berpeluang uji resistance area 6.930–6.950 pada Selasa (15/8/2023). Secara teknikal, IHSG bertahan di atas pivot 6.880 pada perdagangan kemarin. Terbentuk lower shadow panjang diikuti pelebaran positive slope pada Stochastic RSI menjaga potensi rebound lanjutan tersebut.

Dari eksternal, pemulihan penjualan ritel di China berpotensi menjadi sentimen positif. Penjualan ritel China diperkirakan tumbuh 4,5 persen yoy pada Juli 2023 dibanding 3.1 persen yoy di Juni 2023.

Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI). NPI diperkirakan surplus US$2,53 miliar pada Juli 2023. Akan tetapi, nilai ekspor diperkirakan turun 18,3 persen yoy pada Juli 2023, membaik dibandingkan dengan penurunan 21,18 persen pada Juni 2023.

Neraca perdagangan Indonesia masih mencatat surplus US$1,31 miliar pada Juli 2023. Meski demikian, surplus neraca dagang Juli 2023 anjlok 63 persen dibandingkan capaian bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yang mencapai U$3,54 miliar per Juni 2023.

Surplus neraca perdagangan Juli 2023 merupakan capaian selama 39 bulan secara berturut-turut sejak April 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper