Bisnis.com, JAKARTA — PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mencatat pertumbuhan nilai transaksi triparty repurchase agreement atau repo pada Juli 2023.
Nilai transaksi Triparty Repo melambung menjadi Rp51 miliar pada Juli 2023 dengan volume mencapai 78,48 juta lembar saham. Hal ini menandakan bahwa nilai transaksi Triparty Repo tumbuh 155 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp20 miliar.
Adapun, salah satu lembaga self-regulatory organizations (SOR) ini juga mencatat nilai outstanding transaksi Triparty Repo sebesar Rp309,8 miliar pada Juli 2023.
"Kami mengajak para pelaku untuk memanfaatkan Triparty Repo KPEI yang harapannya tentunya kita akan mewujudkan transaksi yang lebih aman dan lebih efisien. Kami mengajak anggota bursa, perusahaan efek, bahkan investor yang memang juga tertarik untuk bertransaksi repo," ujarnya di Gedung BEI, Kamis (10/8/2023).
Di sisi lain, KPEI justru mencatat penurunan rata-rata harian nilai transaksi bursa. Pada Juli 2023, harian nilai transaksi bursa mencapai angka Rp9,69 triliun atau turun sebesar 17,46 persen secara tahunan dibanding Juli 2023 sebesar Rp11,74 triliunan.
Direktur Utama KPEI Iding Pardi mengatakan bahwa pihaknya juga memiliki dana jaminan dan penyisihan cadangan jaminan untuk memperkuat keamanan penjaminan transaksi yang dijalankan KPEI. Hingga Juli 2023, KPEI telah mengelola dana jaminan sebesar Rp7,28 triliun serta cadangan jaminan yang naik ke angka Rp194,13 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, untuk mengantisipasi kegagalan penyelesaian transaksi bursa serta mengelola risiko kredit, KPEI turut mengelola agunan Anggota Kliring (AK) dan nasabahnya dengan total nilai agunan per Juli 2023 mencapai Rp32,08 triliun.
Total tersebut terdiri dari agunan online atau agunan yang ditempatkan melalui rekening efek di KSEI sebesar Rp24,11 triliun serta agunan offline atau agunan yang dikelola langsung oleh KPEI sebesar Rp7,96 triliun.