Bisnis.com, JAKARTA – Emiten grup Saratoga, PT Samator Indo Gas Tbk. (AGII) membukukan kenaikan laba bersih sampai dengan 31,56 persen year-on-year (yoy).
Emiten industri gas itu, PT Samator Indo Gas Tbk. (AGII) membukukan kenaikan penjualan menjadi Rp1,33 triliun sepanjang semester I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan, AGII membukukan kenaikan penjualan 5,64 persen menjadi Rp1,33 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,26 triliun.
Adapun pendapatan tersebut di topang oleh segmen produk gas sebesar Rp1,23 triliun atau sebesar 89 persen dari seluruh penjualan. Kemudian segmen jasa dan peralatan memberikan kontribusi sebesar Rp104,15 miliar. Jika dilihat dari segmen berdasarkan pelanggan kepada pihak ketiga sebesar Rp1,27 triliun dan pihak berelasi sebesar Rp58,86 miliar.
Sementara itu beban pendapatan lain-lain tercatat sebesar Rp30,91 miliar dari sebelumnya sebesar Rp28,85 miliar.
Sementara itu beban pokok penjualan tercatat ikut terkerek naik menjadi 6,18 persen menjadi Rp734,19 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp691,42 miliar.
Baca Juga
Di sisi lain, beban penjualan sebesar Rp234,82 miliar, beban umum dan administrasi sebesar Rp155,43 miliar, sementara itu beban pendapatan dan lain lain masing-masing tercatat sebesar Rp148,88 miliar dan Rp4,31 miliar.
Laba kotor AGII tercatat sebesar Rp603,61 miliar. Capaian tersebut naik 5 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp574,95 miliar.
Alhasil laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp66,57 miliar atau naik 31,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp50,60 miliar.
AGII juga mencatatkan total kewajiban sebesar Rp3,94 triliun turun dibandingkan dengan Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp4,34 triliun. Rinciannya yaitu liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp2,50 triliun sementara itu liabilitas jangka pendek sebesar Rp1,44 triliun.
Ekuitas AGII tercatat sebesar Rp3,77 triliun naik dibandingkan dengan Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp3,69 triliun sementara itu total aset turun menjadi Rp7,72 triliun turun dibandingkan Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp8,04 triliun.