Bisnis.com, JAKARTA – Di balik rencana merger PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) dengan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN), taipan Hary Tanoesoedibjo rupanya ingin memperkuat anak usaha bisnis digitalnya yakni PT MNC Digital Entertainment Tbk. (MSIN).
Investor Relation MNCN Samuel Tanoesoedibjo menuturkan langkah merger antara MNCN dan BMTR bertujuan mempermudah publik berinvestasi di emiten Grup MNC. Di sisi lain, perseroan juga ingin fokus menggarap bisnis MSIN ke depan.
“Kami ingin mengkonsolidasikan BMTR dan MNCN, serta kami mau berfokus di MSIN, bisnis digital kami, karena ini yang benar-benar mau kami kembangkan,” ujarnya dalam diskusi daring yang disiarkan kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas, Kamis (3/8/2023).
Samuel menyampaikan bahwa MSIN memiliki perpustakaan konten lokal sekitar 300.000 jam lebih yang diproduksi secara mandiri. Konten tersebut mencakup drama, konten animasi yang telah diekspor ke-60 negara, hingga film.
MSIN baru-baru ini juga menjalin kerja sama dengan raksasa media Hong Kong, yakni Media Asia Group Holdings Limited. Kolaborasi tersebut kedua perusahaan untuk memperluas cakupan distribusi produknya, baik di Indonesia maupun Tiongkok Raya.
Kongsi itu dinilai bakal memberikan banyak peluang untuk mendorong produksi film dan program televisi menggunakan Movieland, yakni kompleks produksi MNC Media dan hiburan di SEZ MNC Lido City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca Juga
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menyatakan bahwa kemitraan baru tersebut akan membuka lebih banyak peluang bagi perseroan ke depan.
“Ada banyak hal yang dapat kami jelajahi dan manfaatkan dari aliansi ini dan kami berharap dapat melihat lebih banyak pertumbuhan dari kerja sama ini,” ujarnya pada akhir Juli 2023.
Sementara itu, selama semester I/2023, MSIN mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 13,74 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp240,65 miliar. Selaras dengan hal itu, pendapatan perseroan juga melemah 10,12 persen menjadi Rp1,73 triliun.
Rinciannya, MSIN memperoleh pendapatan dari segmen konten, IP dan talent sebesar R928,53 miliar atau turun 23,51 persen, segmen digital mencapai Rp802,75 miliar atau naik 2,66 persen, dan subscription sebesar Rp249,03 miliar atau turun 5,16 persen.