Bisnis.com, JAKARTA – Rencana merger PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) dengan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN), yang sejak lama dinantikan oleh Lo Kheng Hong, dipastikan terus berjalan pada tahun ini sesuai rencana.
Investor Relation MNCN Samuel Tanoesoedibjo mengatakan saat ini simulasi merger antarkedua emiten sedang dilakukan. Sejauh ini, lanjutnya, proses konsolidasi tersebut juga masih berjalan selaras dengan rencana yang ditetapkan perseroan.
“Kami sekarang sedang simulasi merger antara MNCN dan BMTR. Saya berharap dalam waktu dekat akan ada pemberitaan terkait hal ini, pasti jika ada pemberitaan kami akan update,” ujarnya dalam diskusi daring yang disiarkan kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas, Kamis (3/8/2023).
Samuel menjelaskan alasan merger kedua emiten ini dilakukan untuk mempermudah investor dalam berinvestasi di emiten Grup MNC. Sebab, group milik Hary Tanoesoedibjo ini memiliki banyak perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Baca Juga
Adapun perusahaan Grup MNC yang tercatat melantai di bursa, antara lain, PT MNC Asia Holding Tbk. (BHIT), PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV), PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY), dan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP).
“Oleh karena itu, kami ingin mengkonsolidasikan BMTR dan MNCN, serta kami mau berfokus di MSIN [PT MNC Digital Entertainment Tbk.] bisnis digital kami, karena ini yang benar-benar mau kami kembangkan,” pungkas Samuel.
Rencana merger MNCN dan BMTR telah mengudara sejak 2022. Kala itu, Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan alasan penjajakan merger BMTR dengan MNCN adalah hierarki harga saham Grup MNC di bidang media yang tidak sesuai harapan.
Sebagai contoh, MSIN sebagai operating company terkait digital adalah perusahaan media Group MNC dengan harga saham tertinggi, diikuti oleh MNCN yang secara langsung memiliki empat televisi yaitu RCTI, MNCTV, GTV dan iNews.
Sampai dengan perdagangan hari ini, saham MSIN tercatat berada di level Rp3.790 per lembar dengan total kapitalisasi pasar senilai Rp45,99 triliun. Adapun saham MNCN bertengger di level Rp560 dengan total market cap Rp8,43 triliun.
Dalam skenarionya, BMTR akan memiliki MSIN dan empat TV yang sekarang di bawah MNCN. Kondisi harga saham yang kurang optimal tersebut menjadi alasan merger dilakukan.
Sementara itu, dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, investor kawakan Lo Khen Hong diketahui mengharapkan merger itu terjadi. Sebagai pengoleksi saham BMTR, dia menilai langkah tersebut akan meningkatkan harga saham dari emiten hasil merger nantinya.
“Semoga terjadi itu pun juga yang saya nantikan,” ujar Lo Kheng Hong dalam Investalk KSPM FEB UI 2023 yang dikutip Bisnis pada Selasa (16/5/2023).