Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) memperpanjang masa pembelian kembali (buyback) saham dengan target hingga 1,13 miliar saham.
Direktur TBIG Helmy Yusman Santoso dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan TBIG bermaksud melakukan perpanjangan selama 3 bulan sejak tanggal keterbukaan informasi hari ini, Kamis (3/8/2023), karena akan berakhirnya periode buyback saham TBIG pada 3 Agustus 2023.
"Masih terdapat sejumlah saham yang dapat dibeli kembali oleh TBIG dari rencana pembelian sebanyak-banyaknya 1,13 miliar saham," kata Helmy, Kamis (3/8/2023).
Dia melanjutkan, sampai 3 Agustus 2023, TBIG telah membeli kembali sebanyak 102,04 juta saham.
Helmy menuturkan, pembelian kembali saham TBIG pada periode perpanjangan hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan setelah keterbukaan informasi ini, yang berarti mulai 4 Agustus hingga 3 November 2023.
Dengan buyback ini, TBIG yakin pelaksanaan buyback pada periode perpanjangan tidak akan berpengaruh terhadap pendapatan TBIG, mengingat TBIG memiliki sumber pendanaan yang cukup untuk melakukan buyback bersamaan dengan menjalankan kegiatan usaha, termasuk kebutuhan belanja modal.
Baca Juga
Adapun pembelian kembali saham TBIG pada periode perpanjangan akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh TBIG, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Pembelian kembali saham TBIG ini akan dilakukan melalui perdagangan di Bursa Efek Indonesia. TBIG telah menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia untuk melakukan pembelian kembali saham TBIG pada periode perpanjangan, dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.
Adapun TBIG mencatatkan penurunan kinerja di semester I/2023. Laba bersih TBIG turun 16,6 persen menjadi Rp688 miliar di paruh pertama 2023.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2023, TBIG mencatatkan pendapatan senilai Rp3,27 triliun di semester I/2023, turun 0,72 persen dari Rp3,3 triliun dibandingkan semester I/2022. Sementara itu, EBITDA TBIG tercatat sebesar Rp2,84 triliun untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2023.