Bisnis.com, JAKARTA - PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA) yang menjadi pengelola Cinema XXI mengalami kelebihan permintaan selama masa IPO berlangsung dan bersiap membagikan dividen.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengungkapkan saham IPO Cinema XXI mengalami kelebihan permintaan atau oversubscription selama masa IPO digelar. Menurut Oki tingginya minat masyarakat membuat pihaknya menambah jatah pooling bagi investor.
“Minat investor dalam penjatahan terpusat atau pooling tranche sangat tinggi. Itu sebabnya terjadi kelebihan permintaan atau oversubscription terhadap saham Cinema XXI hingga 25,7 kali. Oleh karena itu, pooling allocation mengalami peningkatan dari 2,5 persen menjadi 12,5 persen dari seluruh jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO Cinema XXI sebagai dampak dari oversubscription tersebut,” ujar Oki Ramadhana dalam keterangan resminya Selasa, (2/8/2023).
Mendiri Sekuritas, lanjutnya, menyambut baik dan mengapresiasi respon positif dari para investor. Pasalnya, pendanaan yang diperoleh dari IPO akan memperkuat permodalan Cinema XXI serta mendukung perluasan jejaring bioskop.
Dia pun berharap melalui IPO akan menjadi momentum bagi Cinema XXI untuk menjadi perusahaan public dengan Tata Kelola Perusahaan (GCG) yang baik dan meneguhkan komitmen kami terhadap Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG), termasuk mengokohkan komitmen kami dalam mengembangkan industri film Tanah Air.
Sementara itu, Direktur Utama Nusantara Sejahtera Raya Hans Gunadi mengungkapkan selama 35 tahun berkarya, Cinema XXI berhasil melewati beragam krisis, baik ekonomi, politik, dan pandemi Covid-19. Dia mengeklaim dengan pertumbuhan kinerja yang baik, dan berdasarkan Survei oleh Euromonitor International di awal tahun 2023, Cinema XXI menjadi operator jaringan bioskop terbesar di Indonesia dalam hal pendapatan gross box office, jumlah penonton, dan juga jumlah layar.
Baca Juga
“Dengan prospek peningkatan jumlah masyarakat berpenghasilan menengah dan kondisi demografi yang terus meningkat, serta semangat untuk terus memberikan layanan hiburan menonton film dengan kualitas terbaik, tanpa kompromi dan harga yang terjangkau, kami yakin inilah saat yang tepat untuk melaksanakan IPO dan menjadi perusahaan publik,” ujarnya.
Sebagai informasi, Cinema XXI menerbitkan 8,33 miliar saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,0 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan harga penawaran sebesar Rp270 untuk setiap lembar saham.
Dari keseluruhan proses IPO, Cinema XXI mengumpulkan total dana sebesar Rp2,25 triliun. Adapun sekitar 65 persen dari dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop Cinema XXI di Indonesia.
Cinema XXI berencana untuk menambah jumlah layar sekitar 10 persen per tahun hingga lima tahun ke depan yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.
Kemudian, sekitar 15% persen dana bersih yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI. Sisanya, sekitar 20 persen akan digunakan untuk pembayaran lebih awal sebagian pokok utang bank Cinema XXI.
Cinema XXI membukukan pendapatan sebesar Rp4,40 triliun pada tahun 2022 atau setara dengan 64 persen perolehan pendapatan pada 2019 sebesar Rp6,89 triliun, sementara Cinema XXI baru kembali beroperasi dengan kapasitas penuh pada Mei 2022.
Pada kuartal pertama 2023, pendapatan Cinema XXI meningkat sebesar Rp247,6 miliar atau 39,0 persen menjadi Rp883,2 miliar dari sebelumnya sebesar Rp635,6 miliar untuk periode yang sama tahun 2022. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang dihasilkan oleh kegiatan usaha bioskop, makanan dan minuman, iklan dan kegiatan usaha lainnya.
Pengelola jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA), membuka peluang memberikan dividen kepada pemegang saham hingga 35 persen dari laba, setelah melaksanakan IPO dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Cinema XXI dalam prospektusnya menuliskan rekomendasi terkait penetapan jumlah, dan pembagian dividen akan diusulkan oleh Direksi dan disetujui oleh para pemegang saham berdasarkan pertimbangan mereka dan akan bergantung pada sejumlah faktor termasuk namun tidak terbatas pada pendapatan, arus kas, liabilitas, kondisi keuangan, rencana investas, dan peluang pertumbuhan Cinema XXI.
"Berdasarkan faktor-faktor tersebut, CNMA menargetkan pembagian dividen minimal 35 persen dari laba bersih," papar manajemen dikutip, Rabu (2/8/2023).
Kebijakan dividen ini mulai berlaku untuk laba bersih CNMA setelah pajak untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 yang akan dibagikan pada tahun 2024.
Namun demikian, tidak ada jaminan bahwa Cinema XXI akan mengumumkan dan mendistribusikan dividen. Direksi memiliki wewenang untuk menyesuaikan kebijakan dividen secara seimbang sehingga perseroan dapat terus bertumbuh.
Perseroan tidak membagikan dividen pada tahun 2020 dan 2021. Pada tahun 2022 dan periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2023, pemegang saham Cinema XXI menyetujui pembagian dividen tunai masing-masing sebesar Rp1,7 triliun dan Rp600 miliar kepada para pemegang saham yang memiliki hak untuk menerima dividen.