Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA), akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (2/8/2023), setelah menyelesaikan proses IPO.
Setelah IPO, Cinema XXI berencana melakukan penambahan gerai bioskop dan sejumlah ekspansi lainnya. Pemimpin pasar bioskop di Indonesia ini juga menyiapkan alokasi dividen.
Cinema XXI dalam prospektusnya menuliskan rekomendasi terkait penetapan jumlah, dan pembagian dividen akan diusulkan oleh Direksi dan disetujui oleh para pemegang saham berdasarkan pertimbangan mereka dan akan bergantung pada sejumlah faktor termasuk namun tidak terbatas pada pendapatan, arus kas, liabilitas, kondisi keuangan, rencana investas, dan peluang pertumbuhan Cinema XXI.
"Berdasarkan faktor-faktor tersebut, CNMA menargetkan pembagian dividen minimal 35 persen dari laba bersih," papar manajemen.
Kebijakan dividen ini mulai berlaku untuk laba bersih CNMA setelah pajak untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 yang akan dibagikan pada tahun 2024.
Namun demikian, tidak ada jaminan bahwa Cinema XXI akan mengumumkan dan mendistribusikan dividen. Direksi memiliki wewenang untuk menyesuaikan kebijakan dividen secara seimbang sehingga perseroan dapat terus bertumbuh.
Baca Juga
Perseroan tidak membagikan dividen pada tahun 2020 dan 2021. Pada tahun 2022 dan periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2023, pemegang saham Cinema XXI menyetujui pembagian dividen tunai masing-masing sebesar Rp1,7 triliun dan Rp600 miliar kepada para pemegang saham yang memiliki hak untuk menerima dividen.
Pada 2022, pendapatan Cinema XXI mencapai Rp4,40 triliun, naik dari Rp1,28 triliun pada 2021, Rp1,21 triliun pada 2020, tetapi masih di bawah 2019 senilai Rp6,89 triliun.
Dari sisi laba, Cinema XXI mencatatkan Rp504,53 miliar pada 2022, berbalik dari rugi Rp365,80 miliar pada 2021, dan rugi Rp578,87 miliar pada 2020. Pada 2019, laba perseroan mencapai Rp1,27 triliun.
Harga Saham IPO Cinema XXI
Pada masa penawaran awal, Cinema XXI menetapkan kisaran harga Rp270-Rp288 per saham. Dalam prospektus terbarunya di Harian Bisnis Indonesia edisi Rabu (26/7/2023), harga pelaksanaan IPO ditetapkan di batas bawah Rp270 per saham.
Cinema XXI melaporkan rencana IPO dengan melepas sebanyak-banyaknya 8.335.000.000 (8,33 miliar) saham dengan nilai nominal Rp8. Jumlah saham itu setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Oleh karena itu, dalam IPO Cinema XXI yang nantinya menyandang sandi saham CNMA tersebut berpotensi meraih dana Rp2,25 triliun setelah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jadwal IPO Cinema XXI
- Tanggal efektif : 25 Juli 2023
- Masa penawaran umum saham perdana : 27 Juli-31 Juli 2023
- Tanggal penjatahan : 31 Juli 2023
- Tanggal distribusi saham secara elektronik : 1 Agustus 2023
- Tanggal pencatatan di BEI : 2 Agustus 2023
Cinema XXI dalam melakukan IPO juga akan melaksanakan program saham untuk karyawan (ESA) sejumlah 0,13 persen saham atau setara 11.112.000 (11,11 juta) saham.
Penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek ialah PT Indo Premier Sekuritas, PT J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia.
Susunan pemegang saham Cinema XXI sebelum aksi IPO ialah PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) 79,99 persen, PT Adi Pratama Nusantara (APN) 20 persen, dan Salween Investment Private Limited (SIP) 0,01 persen. Setelah IPO dan ESA susunan pemegang saham menjadi HJB 71,99 persen, APN 18 persen, SIP 0,01 persen, ESA 0,01 persen, dan masyarakat 9,99 persen.
Namun demikian, ada call option agreement antara HJB dan APN dengan SIP untuk mengambil saham Cinema XXI. Jika opsi ini terjadi maka susunan pemegang saham Cinema XXI nantinya menjadi HJB 53,99 persen, APN 13,5 persen, SIP 22,51 persen, ESA 0,01 persen, dan masyarakat 9,99 persen.
Cinema XXI juga menyampaikan rencana penggunaan dana IPO. Sekitar 65 persen akan digunakan untuk ekspansi jaringan bioskop Cinema XXI, melalui pengembangan bioskop dan/atau teater baru untuk menambah jumlah layar. Cinema XXI juga akan membeli proyeksi gambar dan suara dengan teknologi baru yang diperlukan untuk pembangunan tersebut.
Selanjutnya, sekitar 20 persen dana IPO untuk pembayaran lebih awal utang ke Bank BRI (BBRI) senilai Rp1,39 triliun. Setelah pembayaran, saldo kewajiban perseroan menjadi Rp917,10 miliar.
Sisanya 15 persen dana IPO untuk modal kerja, termasuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI.
Cinema XXI di bawah PT Nusantara Sejahtera Raya, merupakan perusahaan bioskop terbesar di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1987. Dengan pengalaman lebih dari 35 tahun di industri hiburan, Cinema XXI berkomitmen untuk senantiasa memberikan pengalaman dan kenyamanan menonton terbaik untuk masyarakat Indonesia.
Sampai dengan Maret 2023, Cinema XXI telah menghadirkan 1.235 layar di 230 lokasi bioskop yang tersebar di 71 kota di seluruh Indonesia, dan akan terus berkembang untuk mencapai target 2.000 layar dalam 5 tahun ke depan.