Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mengantongi pendapatan US$2,03 miliar setara Rp30,77 triliun (kurs Jisdor Rp15.092 per dolar AS) pada semester I/2023, atau naik tipis 1,71 persen dari capaian US$2 miliar pada enam bulan pertama 2022.
Berdasarkan laporan keuangan, dikutip Selasa (1/8/2023), pendapatan BYAN bersumber dari penjualan batu bara di pasar ekspor US$1,81 miliar dan pasar domestik US$217,19 juta hingga semester I/2023.
Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan BYAN tercatat naik dari US$623,02 juta pada semester I/2022 menjadi US$975,76 juta sepanjang Januari—Juni 2023. Beberapa komponen beban pokok pendapatan mengalami kenaikan seperti pengupasan tanah menjadi US$295,79 juta, pertambangan dan pengangkutan batu bara US$132,45 juta, dan royalti atau iuran eksploitasi dari US$100,37 juta pada semester I/2022 menjadi US$244,74 juta pada semester I/2023.
Alhasil, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BYAN turun 25,43 persen secara tahunan dari US$970,76 juta pada semester I/2022 menjadi US$723,85 juta per 30 Juni 2023. Laba dasar per saham juga ambles menjadi US$0,02 dari periode sebelumnya US$0,03.
BYAN pun siap menghadapi era profit turun di tengah tren melunaknya harga komoditas emas hitam dunia.
Sebelumnya Direktur sekaligus Chief Financial Officer (CFO) BYAN Alastair Mcleod menjelaskan pihaknya sebenarnya telah 1mengantisipasi penurunan harga tersebut, sehingga strategi tahun ini lebih difokuskan untuk menjaga berbagai target-target kinerja keuangan secara sehat.
Baca Juga
"Tren ini [penurunan harga batu bara] membuat financial growth tahun ini cenderung sulit, bahkan profit bisa lebih rendah dari capaian 2022. Tapi soal produksi dan sales, kami optimistis bisa melampaui target," ujar Alastair ketika ditemui Bisnis selepas menghadiri acara BYAN di bilangan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2023).
Sebagai catatan, BYAN menargetkan volume produksi dan penjualan tahun ini berkisar 42 juta-48 juta metrik ton (MT) batu bara. Tercatat naik dari realisasi produksi dan penjualan periode 2022, masing-masing di level 38,9 juta MT dan 39,9 juta MT.