Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp389,27 miliar pada semester I/2023. Meski demikian, rugi bersih perseroan susut signifikan secara kuartalan.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Bukalapak mencatatkan rugi bersih sebesar Rp389,27 miliar dibanding semester I/2022 yang mencetak laba Rp8,59 triliun.
Namun, rugi bersih BUKA menyusut 61,30 persen secara quarter-on-quarter (QoQ) dibandingkan rugi bersih periode 31 Maret 2023 sebesar Rp1 triliun.
Kendati masih membukukan rugi, pendapatan neto BUKA terpantau naik 28,97 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp2,18 triliun pada semester I/2023, dibanding periode sama 2022 sebesar Rp1,69 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan Bukalapak ditopang oleh segmen marketplace yang berkontribusi Rp1,20 triliun, diikuti segmen online to offline sebesar Rp1,03 triliun, dan pengadaan sebesar Rp10,56 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi Rp66,84 miliar.
Adapun, kerugian Bukalapak salah satunya disebabkan oleh nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi di segmen marketplace yang berbalik rugi menjadi Rp120,82 miliar, dibanding periode sama tahun sebelumnya yang meraih laba Rp9,79 triliun.
Baca Juga
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok BUKA juga ikut terkerek 40,16 persen yoy menjadi Rp1,63 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,16 triliun.
Alhasil, Bukalapak mencatatkan rugi usaha sebesar Rp701,21 miliar pada semester I/2023, dibandingkan periode sama 2022 yang membukukan laba usaha sebesar Rp8,60 triliun.
Adapun, kas dan setara kas akhir periode perseroan tercatat turun 29,33 persen yoy menjadi Rp13,79 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp19,51 triliun.
Berdasarkan neraca, total aset BUKA turun menjadi Rp27,10 triliun hingga 30 Juni 2023, dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp27,40 triliun.
Liabilitas perseroan turun menjadi Rp825,20 miliar dibanding akhir 2022 sebesar Rp907,92 miliar. Sedangkan ekuitas juga turun menjadi Rp26,27 triliun dibanding akhir Desember 2022 sebesar Rp26,49 triliun.