Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa saham menjadi penghuni top laggard sepanjang Juli 2023 seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Astra International Tbk. (ASII), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) hingga PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR). Analis menuturkan beberapa hal harus diperhatikan saat akan mengakumulasi saham-saham top laggard yang memberatkan IHSG tersebut.
Associate Director of Investment and Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan yang harus diperhatikan saat mengakumulasi saham-saham top laggard adalah durasi investasi investor, apakah jangka panjang, atau jangka pendek.
Nico menjelaskan apabila jangka panjang, maka yang harus diperhatikan investor adalah fundamental perusahaan, dan potensi valuasi perusahaan di masa yang akan datang.
"Karena kita tidak mau ketika kita masuk, ternyata potensi valuasi di masa yang akan datang mengalami penurunan. Kalau jangka pendek, tentu saja trading menjadi pilihan sehingga perhatikan momentum untuk melakukan jual dan beli," ujar Nico kepada Bisnis, dikutip Minggu (30/7/2023).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan secara teknikal, pergerakan untuk TLKM dan ASII masih rawan terkoreksi kembali. Karena hal tersebut, dua saham ini menurut Herditya dapat dijadikan pilihan untuk buy on weakness bagi investor.
"Kemudian dari KLBF dan UNVR secara teknikal dapat dijadikan Trading Buy terlebih dahulu," tutur Herditya.
Baca Juga
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menuturkan saham top laggard UNVR dan CPIN berpotensi bottoming di bulan Agustus untuk kemudian rebound.
"Terutama jika IHSG terkoreksi karena tak jarang pergerakannya berkebalikan," kata Ivan.
Untuk saham top laggard lainnya seperti TLKM, ASII, dan KLBF Ivan memperkirakan fase koreksinya belum selesai di Agustus. Akan tetapi, kata dia, saham-saham tersebut tetap masih layak diperhatikan dan akumulasi bertahap dengan tujuan jangka menengah hingga panjang.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.