Bisnis.com, JAKARTA – Rebalancing LQ45 resmi dilakukan, usai saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) masuk ke indeks tersebut. Tercatat, ada tiga konglomerat paling tajir pada saham emiten yang menghuni indeks paling likuid di Bursa Efek Indonesia ini.
Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi melakukan evaluasi mayor terhadap susunan penghuni indeks LQ45 dengan periode efektif berlaku pada Agustus 2023 hingga Januari 2024.
“Bursa Efek Indonesia pada bulan Agustus 2023 melakukan evaluasi mayor atas indeks LQ45,” jelas pengumuman otoritas bursa pada Selasa (25/7/2023) malam.
Alhasil, dengan masuknya saham GGRM dan MAPI yang menggantikan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) serta saham PT Timah Tbk (TINS), nama taipan Susilo Wonowidjojo dan Sjamsul Nursalim kini resmi bergabung ke dalam jajaran konglomerat penghuni indeks LQ45.
Kendati demikian, nama Susilo Wonowidjojo dan Sjamsul Nursalim bukan tercatat sebagai konglomerat paling tajir di dalam indeks yang berisi 45 saham paling likuid di lantai bursa.
Mereka adalah Hartono Bersaudara yakni Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, pemegang saham mayoritas PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), yang kembali menduduki peringkat pertama dan tiga dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia per Juli 2023.
Baca Juga
Mengutip daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes yang dirilis pada 23 Juli lalu, Robert Budi Hartono yang juga memiliki Grup Djarum memiliki harta sebanyak US$26,4 miliar atau Rp396,68 triliun (estimasi Rp15.026 per dolar AS).
Sementara itu, Michael Bambang Hartono yang berstatus sebagai kakak Robert Budi Hartono memiliki kekayaan mencapai US$25,3 miliar atau setara Rp380,15 triliun.
Pada peringkat kedua orang terkaya di Indonesia versi Forbes, terdapat nama Low Tuck Kwong dengan total kekayaan yang dimilikinya adalah US$26,2 miliar atau setara Rp393,68 triliun.
Akan tetapi, emiten milik Low Tuck Kwong yaitu PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) tidak masuk dalam indeks LQ45. Saham BYAN tercatat bertengger di level Rp21.225 saat artikel ini ditulis, atau mencerminkan kenaikan 169,35 persen secara tahunan.
Oleh karena itu, konglomerat ketiga paling tajir dalam indeks LQ45 adalah Prajogo Pangestu yang menghuni peringkat ke-5 orang paling kaya di Tanah Air dengan kekayaan bersih sekitar US$6,3 miliar atau sekitar Rp94,66 triliun.
Dia merupakan pendiri dan pemilik dari Barito Group, perusahaan yang bergerak dibidang petrokimia, energi panas bumi dan properti. Salah satu emiten miliknya yang masuk dalam daftar indeks LQ45 adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA).