Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten tambang afiliasi Grup Bakrie dan Salim. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), masih mengalami penguatan kendati gagal masuk Indeks LQ45.
Pada perdagangan Rabu (26/7/2023) pukul 09.50 WIB, saham batu bara BUMI naik 3 poin atau 2,19 persen menjadi Rp140. Kapitalisasi pasarnya Rp51,98 triliun dengan valuasi PER 14,37 kali. Sepanjang 2023, saham BUMI masih turun 13,04 persen.
Setali tiga uang, saham anak usaha BUMI di bidang pertambangan logam, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) naik 2 poin atau 1,17 persen menuju Rp173. Kapitalisasi pasarnya Rp24,53 triliun dengan valuasi PER 191,43 kali. Saham BRMS naik 9,43 persen sepanjang 2023.
Sebelumnya saham BUMI dan BRMS disebut berpeluang masuk indeks LQ45 oleh Indo Premier Wealth Management. Hal tersebut merespon rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan perombakan mayor indeks LQ45.
Beberapa saham juga disebut masuk ke indeks LQ45 seperti PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI).
Saham Indeks LQ45
Sementara itu, saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) menguat setelah pengumuman masuk Indeks LQ45 terbaru.
Baca Juga
Pada perdagangan Rabu (26/7/2023) pukul 09.01 WIB, saham GGRM naik 1,94 persen atau 550 poin menjadi Rp28.950. Sepanjang 2023, saham GGRM sudah meningkat 60,56 persen.
Saham peritel MAPI juga naik 2,09 persen atau 40 poin menjadi Rp1.950. Sepanjang tahun berjalan, saham MAPI naik 34,95 persen.
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan evaluasi atas sejumlah indeks, termasuk Indeks LQ45. Penerapan indeks baru berlaku pada Agustus 2023 sampai dengan Januari 2024.
Saham rokok GGRM milik konglomerat Susilo Wonowidjojo dengan rasio free float 17,16 persen masuk Indeks LQ45, dan memiliki bobot 0,51 persen terhadap indeks. Di sisi lain, saham peritel MAPI dengan rasio free float 48,64 memiliki bobot 0,83 perden terhadap Indeks LQ45.
Di sisi lain, saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) dan PT Timah Tbk. (TINS) terdepak.
"Konstituen yang keluar dari perhitungan Indeks LQ45 adalah JPFA dan TINS," jelas Bursa dalam pengumuman tertulis, Selasa (25/7/2023).
Target BUMI dan BRMS
Direktur BRMS Herwin Hidayat mengatakan saat ini emas dari pabrik kedua terus meningkat. Saat ini pabrik kedua sudah beroperasi dengan kapasitas sekitar 1.500 ton – 2.000 ton bijih per hari.
“Targetnya di akhir Agustus awal September, pabrik tersebut sudah bisa mencapai full capacity di 4.000 ton bijih per hari,” katanya kepada Bisnis, Jumat (21/7/2023).
Herwin menjelaskan saat ini pabrik pertama BRMS juga beroperasi dengan kapasitas sekitar 500 ton bijih per hari.
Peningkatan produksi serta harga jual emas diharapkan dapat terefleksi dari kinerja keuangan BRMS di semester I/2023. Saat ini BRMS sedang fokus untuk penerbitan laporan keuangan semester I/2023 dan untuk pencapaian full capacity produksi pabrik kedua di Palu.
“Yang pasti - baik kinerja produksi emas maupun kinerja keuangan perusahaan [pendapatan dan laba bersih] akan semakin membaik di semester pertama tahun 2023 ini bila dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu maupun kinerja pada kuartal sebelumnya,” jelasnya.
Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) juga optimistis dapat mencapai target produksinya tahun ini. Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan tidak ada perubahan dalam guidance kinerja Bumi Resources atau BUMI untuk tahun 2023 ini.
"Tidak ada perubahan untuk guidance produksi kami sebesar 75 juta ton hingga 80 juta ton di tahun penuh 2023," ujarnya.
Meski demikian, Srivastava menuturkan pihaknya belum dapat menyampaikan besaran produksi dan penjualan batu bara BUMI sepanjang semester I/2023.
Hanya saja, ujarnya, domestic market obligation (DMO) BUMI hingga saat ini adalah sebesar 25 persen dari produksi, yang telah melebihi target. Adapun, produksi batu bara BUMI pada kuartal I/2023 mencapai hingga 16 juta ton.
BUMI membukukan pendapatan senilai US$454,8 juta atau setara Rp6,66 triliun (kurs Jisdor BI Rp14.661 per dolar AS) sepanjang tiga bulan pertama 2023. Pendapatan ini naik 30,01 persen dari US$349,87 juta secara tahunan.
Pendapatan ini didorong oleh penjualan ekspor batu bara senilai US$333,23 juta. Sementara itu, penjualan domestik batu bara BUMI ke pihak ketiga sejumlah US$115,82 juta.