Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah turun pada perdagangan awal pekan, Senin (24/7/2023), setelah mengalami empat kenaikan mingguan beruntun. Saat ini para investor mempertimbangkan dampak kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve terhadap tanda-tanda pasar minyak yang lebih ketat.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga 12.40 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,30 persen ke level US$76,84 per barel, sementara minyak Brent tergelincir 0,27 persen ke posisi US$80,85 per barel.
Minyak WTI turun di bawah US$77 per barel setelah ditutup pada level tertinggi tiga bulan pada Jumat pekan lalu. Kenaikan itu didorong oleh ekspektasi bahwa pemotongan pasokan oleh OPEC+ akan mengurangi persediaan, dengan Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional Fatih Birol mengatakan pasar minyak dapat kembali ke defisit.
Pembuat kebijakan bank sentral AS secara luas diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga lainnya pada pertemuan minggu ini dalam upaya mereka untuk mengendalikan inflasi, dan memberikan panduan tentang kemungkinan langkah tambahan ke depan.
Siklus pengetatan berisiko mendorong ekonomi terbesar dunia itu ke dalam resesi, yang berpotensi merugikan permintaan minyak.
Minyak tetap lebih rendah tahun ini meskipun kenaikan dan pengurangan produksi baru-baru ini oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia. Di sisi permintaan, pemulihan China yang terhenti telah menjadi hambatan yang terus-menerus bagi pasar komoditas termasuk minyak mentah.
Baca Juga
"Ekspektasi kenaikan suku bunga Fed mungkin memberi tekanan pada pasar, tetapi kenaikan ini seharusnya sudah diperhitungkan. Pada akhirnya, kami yakin harga minyak akan menembus ke atas mengingat pengetatan fundamental. Namun, ada beberapa resistensi teknis yang kuat di dekatnya dalam jangka pendek, dalam bentuk rata-rata pergerakan 200 hari,” kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING Groep NV.
Secara teknikal, acuan minyak WTI AS mendekati rata-rata pergerakan 200 hari pada April 2023 tetapi gagal untuk mencapai penutupan di atas level tersebut. Harga kembali mendekati angka bulan ini, yaitu kurang dari 30 sen. Tantangan serupa membayangi minyak Brent.
Di antara metrik lainnya, terdapat tanda-tanda kekuatan dalam struktur dasar pasar. Spread WTI yaitu perbedaan antara dua kontrak terdekatnya, adalah 30 sen per barel dalam kemunduran. Ini merupakan pola bullish yang paling lebar sejak pertengahan November pada basis penutupan.