Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semarak IPO Berlanjut hingga Akhir Tahun, Hindari Pemilu 2024?

Aksi IPO masih terus berlanjut hingga akhir tahun 2023. Memasuki tahun 2024, analis memperkirakan perusahaan akan wait and see seiring dengan adanya Pemilu.
Karyawan melintas di depan layar yang menampikan logo Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (5/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di depan layar yang menampikan logo Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (5/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Semarak aksi pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO) terus berlanjut hingga akhir tahun 2023. Mungkinkan riuh rendah aksi ini bertujuan menghindari tensi politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024?

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia sampai dengan 21 Juli 2023, sudah ada 49 perusahaan yang listing dengan dana dihimpun sebesar Rp44,9 triliun. Selain itu, terdapat 43 perusahaan masuk dalam pipeline pencatatan saham di bursa.

Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus menuturkan bahwa pada tahun politik 2024 kemungkinan besar perhatian pelaku pasar dan investor akan tertuju pada Pemilu. Musababnya, beda pemimpin tentu berbeda pula aturan main.

Oleh karena itu, para pelaku pasar masih mencermati siapa calon presiden dan wakil presiden ke depan yang mampu mempertahankan kinerja atau bahkan mencetak prestasi lebih baik dari sebelumnya.

“Selama situasi dan kondisi jelang Pemilu, perusahaan mungkin akan wait and see namun tidak akan lama karena mereka juga harus mencuri momentum yang tepat untuk menjaga bisnisnya tetap berjalan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (24/7/2023).

Di sisi lain, Nicodemus juga mengatakan bahwa IPO menjadi opsi murah bagi perusahaan untuk menggalang pendanaan saat kondisi dunia masih diliputi oleh tingginya inflasi, tingkat suku bunga, serta bayang-bayang resesi.

Kendati demikian, Indonesia masih dapat bertahan bahkan menjadi salah satu negara yang mampu menjaga denyut pemulihan di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Hal ini akhirnya membuat banyak perusahaan mencari jalan alternatif pendanaan.

Apabila dicermati, Nicodemus menyampaikan bahwa saat ini terdapat dua opsi alternatif untuk meraih pendanaan di pasar modal, yakni melalui penerbitan saham dan obligasi.

Jika berbicara obligasi, lanjutnya, erat kaitannya dengan inflasi dan tingkat suku bunga. Ketika tingkat suku bunga tinggi, penerbitan obligasi harus disertai dengan tingginya kupon yang akhirnya membuat cost of fund menjadi mahal.

Begitu pula dengan pinjaman di perbankan. Tingkat suku bunga yang tinggi membuat perusahaan enggan untuk mengajukan pinjaman dana ke perbankan. Alhasil, IPO menjadi salah satu opsi murah bagi perusahaan menggalang dana.

“IPO dipandang salah satu cara yang paling murah untuk mendapatkan pendanaan untuk saat ini. Hal inilah yang membuat penerbitan IPO kian semakin marak,” tuturnya.

Teranyar, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk. (INET) resmi IPO di bursa pada Senin (24/7). Emiten telekomunikasi ini melepas sebanyak 1,5 miliar saham dengan nominal Rp10 per lembar atau setara 20 persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Adapun dalam masa penawaran, INET menawarkan saham di harga Rp101 per saham. Artinya, INET berpeluang meraup dana segar sebesar Rp151,5 miliar.

Bersamaan dengan penerbitan saham perdana, perusahaan jasa telekomunikasi ini turut mengeluarkan 2,1 miliar lembar waran seri I yang menyertai saham baru atau sebanyak 35 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper