Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Calon Emiten GRIA, FOLK, BITU, PPRI Gelar IPO, Ini Prospek Sahamnya

Antrean perusahaan yang akan melantai di bursa saham dalam rangka initial public offering (IPO) bertambah dan membuka peluang investasi saham baru.
Antrean perusahaan yang akan melantai di bursa saham dalam rangka initial public offering (IPO) bertambah dan membuka peluang investasi saham baru. Bisnis/Arief Hermawan P
Antrean perusahaan yang akan melantai di bursa saham dalam rangka initial public offering (IPO) bertambah dan membuka peluang investasi saham baru. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Antrean perusahaan yang akan melantai di bursa saham dalam rangka initial public offering (IPO) bertambah. Terbaru, PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk. (GRIA), PT Berkah Mulia Mandiri Tbk. (BITU), PT Paperocks Indonesia Tbk. (PPRI), dan PT Multi Garam Utama Tbk. (FOLK) telah memasuki tahap book building.

GRIA yang bergerak di sektor properti dan real estate akan menawarkan 2,94 miliar saham biasa dengan nominal Rp20 per saham yang mewakili 37,81 persen saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. 

Saham tersebut ditawarkan di rentang harga Rp115 hingga Rp120 per saham, sehingga dana maksimal yang akan diraup GRIA dari IPO adalah Rp353,91 miliar. Adapun GRIA menunjuk Erdhika Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek pada hajatan IPO ini. 

Selanjutnya adalah BITU yang akan menawarkan banyak-banyaknya 550 juta saham baru dengan nilai nominal Rp50 atau sebanyak-banyaknya 31,30 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.

Saham tersebut akan ditawarkan ke publik dengan kisaran harga Rp131 sampai Rp140 per lembarnya. Dengan demikian, total dana maksimal yang berpotensi diraup BITU dari aksi penawaran ini mencapai Rp77 miliar. BITU merupakan perusahaan yang berdiri pada 1999 dan bergerak pada sektor perdagangan bitumen atau aspal.

PPRI menjadi perusahaan selanjutnya dalam masa book building. Calon emiten ini akan menawarkan 275 juta saham baru dengan nominal Rp50 per saham, atau setara 25,58 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Saham akan ditawarkan di rentang harga Rp130—150 per saham sehingga potensi dana IPO yang diraup mencapai Rp35,75 miliar.

FOLK yang bergerak di sektor ekonomi kreatif juga menyiapkan IPO dan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 570 juta saham ke publi dengan nilai nominal Rp20 per saham. Saham yang akan dilepas itu mewakili sebesar 14,44 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.

Saham FOLK akan ditawarkan ke masyarakat dengan harga penawaran Rp100—Rp105 per saham. Sehingga potensi dana yang akan dihimpun FOLK adalah sebesar Rp59,85 miliar.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengemukakan saham IPO yang ditawarkan di rentang harga Rp100—Rp200 cenderung fluktuatif pada awal perdagangan dan rentan menjadi target aksi spekulasi trader.

“Terlepas dari industrinya, ada risiko harga yang sangat volatil. Terutama pada pekan pertama setelah IPO,” kata Arjun, Kamis (20/7/2023).

Namun, Arjun tidak memungkiri bahwa harga saham-saham tersebut saat penawaran cukup menarik. Saham yang dibanderol di rentang harga Rp100—Rp150 bakal lebih mudah diakses investor dan berpotensi memberi gain.

“Harganya menarik karena murah. Investor yang masuk cepat ada potensi mendapat cuan kalau bijak lepas sahamnya setelah naik cukup tinggi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper