Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramai Aksi Merger & Akuisisi, Simak Prospeknya pada Semester II/2023

Analis dan perusahaan sekuritas melihat peluang pasar menyaksikan aksi merger dan akuisisi di semester II/2023 masih terbuka lebar.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi konsolidasi bisnis melalui merger dan akuisisi cukup banyak terjadi pada semester I/2023. Analis dan perusahaan sekuritas melihat aksi korporasi ini masih memiliki peluang yang besar untuk terjadi pada semester II/2023. 

Direktur Utama Surya Fajar Sekuritas Steffen Fang menjelaskan merger dan akuisisi terjadi karena dua hal. Pertama, karena ada aturan hukum yang mewajibkan untuk terjadinya merger dan akuisisi, dan kedua karena adanya kebutuhan sinergi bisnis.

"Kalau melihat aturan pemerintah khusus di sektor keuangan, kami melihat ada upaya pemerintah untuk memperkuat sektor keuangan di Indonesia, sehingga potensi dan prospek merger dan akuisisi emiten di industri keuangan masih besar peluangnya," kata Steffen kepada Bisnis, Senin (24/7/2023). 

Sama halnya seperti di sektor pertambangan, Steffen menilai kebutuhan akan merger dan akuisisi emiten di industri tersebut masih besar prospeknya. Alasan utamanya selain sinergi bisnis, juga untuk efisiensi bisnis.

"Kami juga melihat sektor teknologi terutama startup yang belakangan bermunculan juga berpotensi terjadi konsolidasi bisnis melalui merger dan akuisisi," ujar Steffen. 

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan banyak yang harus diperhatikan ketika berbicara mengenai aksi merger atau akuisisi. 

Menurutnya, cukup banyak motif dari merger dan akuisisi, mulai dari skala dan jangkauan ekonomi, pangsa pasar, transfer pengetahuan dan teknologi, hingga kepada aspek sinergi. 

"Oleh sebab itu, kebutuhan untuk merger dan akuisisi juga biasanya tergantung dari situasi dan kondisi perusahaan itu sendiri. Selama itu memang menguntungkan dan membuat fundamental kedua perusahaan menjadi lebih baik, maka merger dan akuisisi itu pasti akan terjadi," ucap Nico. 

Apalagi, lanjutnya, untuk menghadapi ketidakpastian global, merger dan akuisisi dibutuhkan untuk memperkuat daya tahan perusahaan agar terus menghasilkan bisnis yang berkelanjutan.

Dia melihat aksi merger dan akuisisi berpeluang besar terjadi di sektor perbankan, dengan net interest margin (NIM) perbankan yang kian menarik, akan menjadi incaran para perbankan dari luar negeri. Menurutnya, hal tersebut tentu menjadi sebuah kesempatan dan pilihan. 

"Namun ingat, pastikan bahwa transaksi merger dan akuisisi menguntungkan kedua belah pihak. Semua sektor tentu terbuka lebar, baik itu keuangan, pertambangan, consumer, semua memungkinkan. Tergantung dari sisi bisnis mana yang akan dinilai," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper