Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Energia Prima Nusantara (EPN) dengan PT Indonesia Comnets Plus (PLN Icon Plus) sepakat untuk bekerja sama mengembangkan implementasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mendukung bertambahnya bauran energi baru terbarukan.
EPN dan PLN Icon Plus akan menghadirkan solusi PLTS Atap secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan PLTS Atap di Grup Astra maupun pelanggan di luar Grup Astra.
EPN meyakini kerja sama ini akan berkontribusi terhadap percepatan bauran energi nasional. Manajemen EPN dalam keterangan resminya menuturkan EPN telah dan sedang dalam progres melakukan instalasi Atap dengan total 18,63 MWp.
"EPN senantiasa berkomitmen dalam hal pembangunan fasilitas infrastruktur pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan, serta untuk memberikan nilai tambah pada para pelanggan EPN, serta memastikan keseluruhan proses berjalan dengan cepat, baik, dan sesuai target yang diinginkan," tulis Manajemen EPN, Senin (24/7/2023).
Melalui kerja sama strategis ini, manajemen EPN menuturkan pihaknya dan PLN Icon Plus menegaskan komitmennya dalam berkontribusi penuh terhadap percepatan peningkatan penggunaan energi baru terbarukan, salah satunya memanfaatkan energi surya melalui PLTS Atap di Indonesia.
"Sejalan dengan Moving as One, kami secara Grup UT berkomitmen pada praktik berkelanjutan dan implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk masa depan yang lebih baik, salah satunya upaya untuk mengurangi emisi karbon dan semua masalah lainnya yang mewakili risiko dan peluang nyata bagi pemangku kepentingan," tutur manajemen.
Baca Juga
Sebagai informasi, EPN mempercepat lini bisnis lainnya dengan pengembangan masif pemasangan PLTS Grup Astra yang memiliki pipeline 89 MWp sampai tahun 2025. EPN juga mengoperasikan PLTMH Cikopo, Garut dengan kapasitas 7,4 MW, PLTMH Tomasa, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 10 MW, dan PLTMH Yaentu, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 10 MW.
Lebih lanjut, dalam mendukung program ESG di bisnis PLTU, EPN memiliki langkah strategis dalam percepatan implementasi Co-Firing Biomass dengan memproduksi dan melakukan bauran woodchip dan sawdust sebesar 3 persen dari total konsumsi bahan bakar (coal) yang digunakan.