Bisnis.com, JAKARTA — Pesta demokrasi 5 tahunan atau Pilpres 2024 diprediksi akan menjadi sentimen pasar modal Indonesia. Momentum ini pun tentu akan berpengaruh pada kinerja emiten yang dimiliki oleh sejumlah publik figur tanah air, seperti sosok dua menteri Kabinet Indonesia Maju, yakni Menteri BUMN Erick Thohir serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Erick tercatat memiliki dua perusahaan publik yang bergerak di bidang media. Keduanya adalah PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) serta PT Mahaka Radio Integra Tbk. (MARI).
Kedua saham milik Menteri BUMN ini sempat melejit ketika Erick terpilih menjadi Ketua Umum PSSI pada awal Februari 2023. Namun sayangnya, mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui RTI Business, kinerja saham milik Erick melemah hingga penutupan perdagangan Jumat (21/7/2023).
Harga saham ABBA ditutup di zona merah dengan penurunan sebesar 1,10 persen atau turun 1 poin ke level Rp90 per lembar saham. Secara year-to-date (ytd), price performance saham ABBA turun hingga 40,40 persen.
Nama Erick yang kerap masuk ke dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) 2024 nampaknya juga belum memberikan dampak positif pada kinerja saham MARI.
Pada akhir perdagangan pekan ini, harga saham perusahaan yang bergerak di bisnis penyiaran radio itu parkir di level Rp62 per lembar saham.
Baca Juga
Sama seperti ABBA, price performance saham MARI juga mengalami penurunan hingga 51,56 persen secara ytd.
Bergeser ke Sandiaga, beberapa saham yang menjadi sumber kekayaannya terpantau parkir di zona hijau pada penutupan perdagangan pekan ini.
Salah satu perusahaan Sandiaga Uno yang paling terkenal, yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan kenaikan sebesar 2,11 persen atau 50 poin ke level Rp2.420 pada perdagangan Jumat (21/7/2023).
Namun demikian, saham ADRO memiliki performa yang cukup buruk secara ytd. ADRO mencatat penurunan price performance sebesar 17,97 persen secara ytd.
Hal yang sama juga dialami oleh PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG). Price performance TBIG turun hingga 13,91 persen secara ytd meski perusahaan tersebut berhasil ditutup menguat pada perdagangan kemarin.
Kemudian ada PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM) yang price performance turun 3,94 persen secara ytd.
Emiten selanjutnya yang dimiliki Sandiaga adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Sama seperti beberapa emiten lain, saham MDKA berhasil ditutup di zona hijau dan pencatat peningkatan sebesar 0,60 persen ke level Rp3.360 per lembar saham.
Kendati demikian, MDKA turut mencatat kinerja yang cukup buruk secara ytd, dengan penurunan price performance sebesar 18,45 persen.
Sementara itu, tiga emiten lain milik Ketua Bappilu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut harus ditutup melemah pada akhir perdagangan pekan ini.
Ketiganya adalah PT Nusa Raya Cipta Tbk. (NRCA) yang harga sahamnya turun 0,58 persen ke level Rp342, kemudian PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) yang turun 0,96 persen ke level Rp1.035, serta saham yang terkoreksi paling dalam adalah saham milik PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) yang ambles ke level Rp1.685 per lembar saham.