Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Naik, Imbas Likuiditas Turun ke Level Terendah 6 Bulan

Volume perdagangan kontrak berjangka minyak turun ke level terendah sejak akhir Januari 2023, sebagian karena berakhirnya kontrak Agustus WTI.
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Kamis (20/7/2023) waktu setempat di tengah berkurangnya likuiditas karena katalis fundamental yang beragam berduel dengan sentimen negatif dari pasar yang lebih luas.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik 0,2 persen, menjadi ditutup pada US$79,64 per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 0,4 persen, menjadi menetap pada US$75,63 per barel di New York Mercantile Exchange.

Mengutip Bloomberg, Jumat (21/7/2023), volume perdagangan kontrak berjangka minyak turun ke level terendah sejak akhir Januari 2023, sebagian karena berakhirnya kontrak Agustus West Texas Intermediate.

Di sisi fundamental, prospek minyak mentah tetap beragam karena pasokan global semakin ketat sementara China berupaya merevitalisasi pertumbuhan ekonominya yang menurun.

"Minat terbuka turun drastis minggu ini, mencerminkan tindakan perdagangan dengan keyakinan rendah dan memperkuat pandangan bahwa pedagang sistematis terus mengendalikan aksi harga," kata Rebecca Babin, analis energi di CIBC Private Wealth.

Upaya China untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, termasuk suku bunga yang lebih rendah, akses kredit yang lebih mudah dan serangkaian langkah mengenjot pasar perumahan yang hampir mati, tidak banyak membantu meningkatkan ekonomi importir minyak mentah terbesar tersebut.

Sinyal lain bahwa Beijing sedang berusaha untuk meningkatkan kepercayaan perusahaan datang minggu ini dalam janji bersama oleh Partai Komunis dan pemerintah untuk memperbaiki kondisi bisnis swasta.

Kebangkitan baru-baru ini dalam dolar AS, menyusul kemerosotan minggu lalu, menambah pola bearish untuk minyak, dengan harga komoditas dalam mata uang lebih mahal bagi sebagian besar pembeli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper