Bisnis.com, JAKARTA – Produksi emas pabrik kedua PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) ditargetkan sebesar 4.000 ton bijih per hari pada akhir Agustus. Sementara itu, Indo Premier Wealth Management menyebutkan BRMS berpeluang masuk ke indeks LQ45.
Direktur BRMS Herwin Hidayat mengatakan saat ini emas dari pabrik kedua terus meningkat. Saat ini pabrik kedua sudah beroperasi dengan kapasitas sekitar 1.500 ton – 2.000 ton bijih per hari.
“Targetnya di akhir Agustus awal September, pabrik tersebut sudah bisa mencapai full capacity di 4.000 ton bijih per hari,” katanya kepada Bisnis, Jumat (21/7/2023).
Herwin menjelaskan saat ini pabrik pertama BRMS juga beroperasi dengan kapasitas sekitar 500 ton bijih per hari.
Peningkatan produksi serta harga jual emas diharapkan dapat terefleksi dari kinerja keuangan BRMS di semester I/2023. Saat ini BRMS sedang fokus untuk penerbitan laporan keuangan semester I/2023 dan untuk pencapaian full capacity produksi pabrik kedua di Palu.
“Yang pasti - baik kinerja produksi emas maupun kinerja keuangan perusahaan [pendapatan dan laba bersih] akan semakin membaik di semester pertama tahun 2023 ini bila dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu maupun kinerja pada kuartal sebelumnya,” jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, BRMS disebut berpeluang masuk indeks LQ45 oleh Indo Premier Wealth Management. Hal tersebut merespon rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan perombakan mayor indeks LQ45 pada 31 Juli mendatang.
Berdasarkan data RTI Business, saham BRMS berada di level 183 per saham atau naik 0,55 persen. Sepanjang perdagangan BRMS bergerak di level Rp178 hingga Rp185 per saham. Sepanjang perdagangan BRMS ditransaksikan sebesar Rp62,39 miliar. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp25,95 triliun.
Beberapa saham juga disebut masuk ke indeks LQ45 seperti PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI).