Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Melejit, Rusia Tepati Janji Kurangi Ekspor

Rusia akan mengurangi rencana ekspor minyak mentah kuartal III tahun ini sebesar 2,1 juta ton. Harga minyak global pun menguat.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato tahunannya kepada Majelis Federal di Moskow, Rusia 21 Februari 2023. Sputnik/Pavel Bednyakov/Kremlin via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato tahunannya kepada Majelis Federal di Moskow, Rusia 21 Februari 2023. Sputnik/Pavel Bednyakov/Kremlin via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak global menguat pada akhir perdagangan Selasa (18/7/2023) waktu setempat di tengah sentimen risk-on pada pasar yang lebih luas dan tanda-tanda bahwa Rusia menepati janjinya untuk mengekang pasokan.

Harga minyak berjangka Brent naik US$1,13 atau 1,4 persen, menjadi parkir di US$79,63 per barel pada penutupan perdagangan Selasa, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$1,60 atau 2,2 persen, menjadi menetap di US$75,75 per barel. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (19/7/2023), aliran minyak mentah lintas laut Rusia merosot ke level terendah enam bulan dalam periode empat minggu terakhir. Sementara itu, pasar saham AS naik karena laporan ritel AS yang lebih lemah dari perkiraan memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat, atau menghentikan, kenaikan suku bunga di masa depan setelah pertemuan Juli 2023.

Harga WTI menetap di dekat US$76 per barel setelah turun di dua sesi sebelumnya karena kembalinya ladang minyak utama Libya dan kekhawatiran tentang ekonomi China.

Karena minyak Rusia menjadi lebih mahal, pembeli seperti India sekarang mempertimbangkan untuk meningkatkan pembelian dari sumber tradisional di Timur Tengah.

Menambah kekurangan pasokan, Moskow bertujuan untuk mengurangi rencana ekspor minyak mentah kuartal III tahun ini sebesar 2,1 juta ton, sejalan dengan janji yang dinyatakan sebelumnya untuk memotong pengiriman ke luar negeri sebesar 500.000 barel per hari.

Janji sebelumnya oleh Rusia dan Arab Saudi untuk mengurangi produksi membantu memicu reli minyak mentah yang dimulai pada akhir Juni.

Yang pasti, pasar tetap fokus pada prospek konsumsi, dan harga minyak mentah masih turun untuk tahun ini, sebagian karena keraguan atas pemulihan ekonomi China. Beberapa bank Wall Street telah memangkas perkiraan pertumbuhan China mereka, dan Menteri Keuangan Janet Yellen memperingatkan risiko efek gejolak global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper