Bisnis.com, JAKARTA – JP Morgan Chase & Co terpantau memborong saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) hingga 1,47 miliar unit.
Melansir data Bloomberg, raksasa keuangan itu melaporkan telah melakukan pembelian sebesar 1,47 miliar pada Senin (17/7/2023). Dengan begitu kepemilikan saham JP Morgan atas GOTO naik menjadi 2,93 miliar unit.
Adapun persentase kepemilikan JP Morgan atas GOTO kini mencapai 0,26 persen.Pembelian itu ikut mengerek harga saham GOTO pada hari ini sebesar 5 poin atau 4,42 persen menjadi Rp118 per saham. Investor mentransaksikan saham teknologi itu sebanyak 31.186 kali dengan perkiraan nilai mencapai Rp572,9 miliar.
Sebagai informasi, nilai transaksi itu hanya kalah dari Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar Rp753 miliar. Akan tetapi masih lebih tinggi dari Bank Central Asia (BBCA) Rp452,5 miliar.
Melansir data Bloomberg Terminal, dari 30 analis, sebanyak 19 analis memberikan rating buy untuk saham GOTO. Lalu sebanyak 9 analis memberikan rating jual untuk GOTO, dan sisanya sebanyak 2 analis memberikan rating netral untuk saham GOTO.
Analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana Putra dalam risetnya menyebut pihaknya memberikan rating beli untuk saham GOTO, dengan target harga atau target price Rp153 per saham.
Baca Juga
Maybank Sekuritas percaya penurunan peringkat sektor teknologi menjadi peluang bagi GOTO, karena GOTO memiliki visi untuk memperbaiki keuntungannya dengan memperkuat operasinya dan meningkatkan efisiensi pemasaran.
Maybank Sekuritas menyukai GOTO karena menjadi pemimpin pasar dan prospek untuk pertumbuhan jangka panjangnya. Pasalnya, layanan GOTO melayani kelas menengah Indonesia yang meningkat menjadi 55-60 juta masyarakat.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pada tahun ini, terbatasnya ruang kenaikan tingkat suku bunga membuat harapan akan penurunan tingkat suku bunga mencuat naik.
"Hal ini membuat tekanan kepada indeks teknologi berkurang," kata Nico, dikutip Minggu (16/7/2023).
Nico melanjutkan, ketika ruang kenaikkan tingkat suku bunga menjadi terbatas, otomatis tekanan terhadap kinerja keuangan perusahaan teknologi juga jauh berkurang. Ketika tekanan berkurang, Nico melihat hal ini akan membuat kinerja emiten di sektor teknologi juga akan membaik.
Sejauh ini, kata dia, Pilarmas Sekuritas melihat peluang bagi indeks teknologi untuk pulih dan membaik. Meskipun demikian, lanjutnya, tidak bisa dipungkiri bahwa ketidakpastian masih berada di pasar.
Dia memperkirakan pada tahun depan sektor-sektor yang berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga seperti properti dan teknolog, akan menjadi jauh lebih, baik tatkala inflasi mengalami penurunan. Sehingga ancang-ancang sudah bisa dilakukan sedari sekarang.
"Apalagi sudah ada pemilu yang juga akan memberikan dampak positif terhadap daya beli dan konsumsi. Sehingga, hal tersebut juga berdampak terhadap sektor teknologi seperti GOTO," ujarnya.