Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Saham GOTO Ngebut, Efek Beli Bersih Investor Asing?

Harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengalami kenaikan hingga 3,54 persen ke level Rp117 pada perdagangan pagi ini, Senin (17/7/2023).
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengalami kenaikan hingga 3,54 persen ke level Rp117 pada perdagangan pagi ini, Senin (17/7/2023).

Penguatan saham GOTO ditopang oleh besarnya transaksi yang mencapai 11.614 kali dengan nilai mencapai Rp245,47 miliar. Adapun kenaikan pada sesi pertama, melanjutkan tren bullish pada minggu lalu.

Pasalnya, investor asing selama tiga hari beruntun kerap mengoleksi saham GOTO. Pada Rabu (12/7/2023), investor asing membeli sebesar Rp31,2 miliar. Begitu pun dengan sehari setelahnya yang kembali mencetak pembelin bersih saham GOTO senilai Rp16,8 miliar.

Akhir pekan lalu, Jumat (14/7/2023), investor asing menutupnya dengan pembeli bersih saham GOTO senilai Rp11,3 miliar. Alhasil, total net buy asing di saham GOTO mencapai Rp59,3 miliar dalam tiga hari beruntun.

Sebelumnya, Head of Research Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu mengatakan sektor teknologi Indonesia tidak terpengaruh dengan penurunan inflasi yang terjadi di Amerika Serikat. Menurutnya, sektor teknologi Indonesia lebih terpengaruh pada kuat atau tidaknya market di Indonesia.

"Saham teknologi yang besar-besar kan sangat terkonsentrasi di e-commerce atau super apps dan fintech. Dua-duanya sedang berjuang ke arah positif cash flow," kata Chandra kepada Bisnis, dikutip Minggu (16/7/2023). 

Dia menjelaskan, perusahaan e-commerce masih berusaha untuk mencatatkan pertumbuhan pendapatan dengan membebankan banyak biaya, baik kepada penjual maupun pembeli. Strategi ini berakibat gross transaction value (GTV) emiten-emiten tersebut menjadi stagnan atau cenderung turun. 

Hal tersebut karena baik penjual atau pembeli menjadi lebih rasional, dengan melihat untung-rugi jual-beli online, karena tetap ada pilihan untuk melakukan jual-beli offline.

Sementara itu Analis CGS-CIMB Sekuritas Ryan Winipta menyebutkan EBITDA yang disesuikan GOTO akan membaik pada kuartal II/2023. Menurutnya rugi EBITDA yang disesuaikan GOTO berpeluang turun menjadi Rp1,1 triliun dari posisi rugi Rp1,59 triliun pada kuartal I/2023.

Menurutnya terdapat 3 faktor yang dapat memacu kinerja GOTO. Pertama, upaya monetisasi dengan menaikkan jasa per transaksi dari Rp 1.000 menjadi Rp2.000-Rp3.000 sejak Mei 2023. Kedua, komisi di segmen Business to Consumer (B2C) ditingkatkan sekitar 50-100 basis poin (bps). Ketiga, kemampuan manajemen menekan biaya.

Selain itu, manajemen GOTO juga menekan berbagai biaya promo. Pada kuartal I/2023, beban promosi mencapai Rp2,6 triliun , sedangkan pada kuartal II/2023 diestimasikan dapat turun ke Rp2,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper