Bisnis.com, JAKARTA — Aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2023 diwarnai nama-nama familiar. Penggalangan dana tahun ini turut diramaikan oleh sejumlah anak usaha dari emiten tercatat.
Teranyar, terdapat PT Humpuss Maritim International Tbk. (HUMI) yang bersiap melakukan IPO. HUMI yang merupakan anak usaha dari PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) akan menawarkan sebanyak-banyaknya 2,70 miliar saham baru atau maksimal 15 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Saham dengan nominal Rp100 per lembarnya itu rencananya akan ditawarkan ke publik dengan harga awal Rp100. Dengan demikian, potensi dana yang akan dihimpun oleh HUMI dari penawaran ini sebanyak-banyaknya adalah Rp270,70 miliar.
Selain HUMI, ada pula PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL) yang mendapat lampu hijau dari induknya PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) untuk melantai di bursa saham.
Dalam IPO ini, ERAL yang merupakan pengelola Urban Republic itu akan menawarkan sebanyak-banyak 1,03 miliar saham yang dibanderol seharga Rp370—Rp410 per saham. Dengan demikian, anak usaha Sinar Eka Selaras berpotensi meraih dana segar maksimal Rp425,38 miliar.
Sebelum IPO, 99.99 persen saham ERAL digenggam oleh PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA). Kepemilikan saham ERAA di dalam PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL) bakal terdilusi menjadi 79,99 persen setelah IPO seiring dengan masuknya investor publik dengan porsi 19,4 persen.
Baca Juga
Head of Research InvestasiKu Cheril Tanuwijaya menilai langkah memboyong anak usaha untuk go public bakal membuat sistem keuangan dan bisnis model perusahaan induk menjadi lebih efisien. Di sisi lain, IPO yang gencar dilakukan tidak terlepas dari kondisi suku bunga yang tinggi.
“Emiten gencar IPO karena suku bunga sedang tinggi, mereka mencari alternatif pendanaan lain untuk mendukung operasional maupun ekspansi. Namun tantangannya adalah harga saham IPO cenderung fluktuatif dan bisa merosot jauh dari harga penawaran,” kata Cheril, Senin (17/7/2023).
Sementara itu, Analis NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi mengatakan aksi spin-off anak usaha akan menambah dana segar untuk mengembangkan bisnis, sekaligus modal tambahan untuk ekspansi, membayar utang, maupun akuisisi.
“Pertimbangan dari suatu emiten untuk melakukan spin-off anak usaha menuju IPO adalah harapan bahwa nilai perusahaan juga akan makin meningkat,” tambah Leonardo.
Leonardo juga menyoroti soal rencana PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) untuk membuka jalan bagi anak usahanya yang bergerak di bisnis pusat data (data center) untuk IPO. Dia menilai aksi korporasi tersebut cukup menarik seiring dengan keberhasilan Telkom dalam mengantarkan anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel, untuk melantai.
“Selain itu, data center merupakan bisnis yang cukup menarik jika kita melihat secara jangka panjang,” katanya.
Adapun untuk prospek HUMI, Leonardo mencatat aktivitas bisnisnya berpusat pada transportasi kapal laut pengangkut komoditas seperti gas dan minyak mentah selaku kontributor utama pemasukan. Pendapatan HUMI juga cenderung tumbuh dengan kontrak yang melibatkan BP Group dan BUMN.
Sementara untuk ERAL, Leonardo menilai anak usaha ERAA di lini gaya hidup itu memiliki prospek yang cukup menarik dengan beberapa brand yang berhasil digaet seperti Garmin dan DJI.
“Kontributor utama dari pendapatan ERAL adalah penjualan aksesori dan IoT yang mendominasi pendapatan utama. Selain itu hal yang menarik adalah emiten ini juga memiliki segmen pendapatan lain, yaitu segmen fashion apparel,” katanya.
Namun, dia memberi catatan bahwa persaingan bisnis di ritel aksesori cukup ketat seiring dengan menjamurnya toko daring dan kehadiran peritel lainnya.
“Namun, nama besar Erajaya Group merupakan satu sentimen positif tersendiri bagi ERAL,” katanya.