Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 6.810,21 pada perdagangan hari ini, Kamis, (13/7/2023). Saham BYAN, TPIA, dan UNVR memimpin penguatan big cap pada hari ini.
Berdasarkan data RTI pukul 16.00 WIB, IHSG ditutup di zona hijau dengan menguat 0,03 persen ke level 6.810,21 pada hari ini.
Sepanjang perdagangan indeks bergerak pada rentang 6.783,74 hingga 6.835,73. Sebanyak 264 saham menguat, 277 saham terkoreksi, dan 197 saham berjalan di tempat. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp9.862 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar besar atau big cap, emiten batu bara milik taipan Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) memimpin dengan penguatan 2,86 persen ke posisi Rp18.000 per saham.
Selanjutnya, emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemicals Tbk. (TPIA) menguat 1,46 persen ke posisi Rp2.080 per saham. Diikuti PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang naik 0,95 persen ke level Rp4.250.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga naik 0,94 persen ke level Rp5.350 per saham. Disusul PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang menguat 0,43 persen ke level Rp11.700, serta PT Astra International Tbk. (ASII) yang menguat 0,37 persen ke posisi Rp6.800.
Baca Juga
Adapun saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi saham yang stagnan. Sedangkan saham yang ditutup terkoreksi adalah PT Bank Central Asia yang melemah 0,54 persen ke level Rp9.125.
Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga ditutup melemah 0,56 persen ke level Rp8.900. Disusul PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang terkoreksi 1,51 persen ke posisi Rp3.920 per saham.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan perkembangan pergerakan IHSG terlihat berhasil menggeser rentang konsolidasi wajarnya ke arah yang lebih baik, sehingga potensi kenaikan dalam jangka pendek masih terbuka.
Meski demikian, mengingat kenaikan yang dialami sudah cukup terbatas maka para investor harus mewaspadai adanya potensi koreksi wajar.
"Di sisi lain sentimen dari fluktuasi harga komoditas juga nilai tukar rupiah yang masih akan membayangi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang," paparnya dalam publikasi riset Kamis, (13/7/2023).
Pasar saham mendapat angin segar dari rilis data ekonomi Paman Sam. Inflasi Amerika Serikat (AS) Juni 2023 melaju paling lambat dalam lebih dari 2 tahun terakhir, mengindikasikan kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mampu mengatasi tekanan harga.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (12/7/2023), berdasarkan data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS indeks harga konsumen (IHK) naik 3 persen pada bulan lalu secara tahunan (year on year/y-o-y). Jika dibandingkan dengan Mei 2023, inflasi pada Juni 2023 naik 0,2 persen.
Angka Inflasi AS terkini sebesar 3 persen menyentuh level terendah sejak 2021, tetapi tetap berada di atas target The Fed yang sebesar 2 persen.