Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tembus ke level 6.820.147 pada perdagangan hari ini, Kamis (13/7/2023). IHSG menguat di tengah melandainya inflasi Amerika Serikat (AS) yang menekan prospek suhu bunga The Fed.
Pada awal pembukaan, IHSG bergerak pada rentang 6.808.351-6.825.254, dengan 125 saham menguat, 56 saham melemah, serta 214 saham lainnya stagnan.
Berdasarkan data RTI Business hingga 09.01 WIB, deretan emiten perbankan menduduki posisi teratas dari saham yang paling banyak diperdagangkan pada awal pembukaan.
Di posisi teratas ada BBRI yang telah memperdagangkan 14,1 juta saham pada awal pembukaan. Kemudian disusul oleh BBCA hingga BMRI. Namun pergerakan saham bank besar cenderung melandai. Saham BBCA turun 0,54 persen, Saham BMRI dan BBRI cenderung stagnan, dan hanya saham BBNI yang menguat 0,28 persen pada 09.40 WIB.
Adapun saham-saham bank second liner serta bank mini kompak menguat di daftar top gainers pagi ini. Saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) melejit 18,97 persen, saham PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) naik 10,32 persen, saham PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) melesat 9,33 persen, dan saham PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) menanjak 4,65 persen pada 09.36.
Head of Analyst Phintraco Sekuritas Valdy Kurniwan menyebut bahwa penurunan inflasi AS akan memengaruhi pergerakan IHSG pada hari ini.
Baca Juga
Kondisi inflasi yang turun lebih dalam dari perkiraan berdampak pada meningkatnya keyakinan pasar terhadap less-aggressive monetary policy oleh The Fed, seperti suku bunga.
Kemudian dari regional, pasar akan mencermati realisasi nilai ekspor dan impor Tiongkok di Juni 2023. Data ini kemungkinan akan memvalidasi indikasi perlambatan aktivitas ekonomi di Juni 2023. Dengan demikian, ada potensi bahwa kondisi tersebut dapat memberikan sentimen negatif ke IHSG di Sesi II.
Terdapat sejumlah saham yang direkomendasikan oleh Phintraco Sekuritas, antara lain adalah saham emiten BMRI, BBCA, GOTO, MDKA, INDF, BRIS, APLN dan TOWR.