Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Momentum Naik, Dolar AS Anjlok ke Level Terendah 2 Bulan

Harga emas meningkat mengambil momentum pelemahan dolar AS karena The Fed kemungkinan berada di puncak fase kenaikan suku bunga.
Harga emas meningkat mengambil momentum pelemahan dolar AS karena The Fed kemungkinan berada di puncak fase kenaikan suku bunga. /Freepik
Harga emas meningkat mengambil momentum pelemahan dolar AS karena The Fed kemungkinan berada di puncak fase kenaikan suku bunga. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka meningkat pada akhir perdagangan Selasa (11/7/2023) mengambil momentum pelemahan dolar AS.

Harga emas rebound dari kerugian sesi sebelumnya karena dolar AS jatuh ke level terendah dua bulan terhadap mata uang utama lainnya setelah pejabat Federal Reserve mengisyaratkan bahwa bank sentral AS mendekati akhir siklus pengetatannya,

Harga emas kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange terdongkrak US$6,10 atau 0,32 persen menjadi US$1.937,10 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.944,50 dan terendah di 1.929,80.

Mengutip Antara, beberapa pejabat Fed mengatakan pada Senin (10/7/2023) bahwa bank sentral kemungkinan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi. Namun, akhir dari siklus pengetatan kebijakan moneter saat ini semakin dekat.

Komentar tersebut menjatuhkan greenback ke level terendah dua bulan di 101,66 terhadap sekeranjang mata uang, karena para pedagang mengurangi ekspektasi mereka tentang seberapa jauh suku bunga AS mungkin harus naik. Indeks dolar terakhir turun 0,3 persen pada 101,65.

Investor sedang menunggu laporan indeks harga konsumen (IHK) Juni yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat. Perlambatan inflasi bisa mendorong harga emas kembali di atas 1.950 dolar AS, menurut para analis pasar.

Para pedagang logam mencari lebih banyak isyarat dari data inflasi indeks harga konsumen utama AS yang akan dirilis pada Rabu, untuk mengukur seberapa jauh inflasi mereda hingga Juni. Namun, sementara inflasi secara keseluruhan diperkirakan telah mereda, inflasi IHK inti diperkirakan masih akan tetap tinggi, kemungkinan mengundang retorika hawkish dari The Fed.

Banyak anggota Fed juga akan berbicara minggu ini, termasuk Neel Kashkari dan Loretta Mester. Anggota bank sentral sejauh ini menggemakan sikap Ketua Fed Jerome Powell bahwa masih diperlukan lebih banyak kenaikan suku bunga untuk menurunkan inflasi yang bandel.

Federasi Nasional Bisnis Independen melaporkan Selasa (11/7/2023) bahwa indeks optimisme bisnis kecil meningkat menjadi 91 pada Juni dari 89,4 pada Mei, jauh di bawah rata-rata indeks 49 tahun sebesar 98. Tetapi pembacaan indeks di depan perkiraan konsensus 89,6 dari para ekonom.

Monex Investindo Futures dalam laporan risetnya menyebutkan kondisi ekonomi yang buruk sempat memicu kekhawatiran The Fed tidak akan memperpanjang kebijakan pengetatan moneter lebih lama lagi.

Peluang hanya menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 0,25 persen di bulan Juli, dan mungkin tidak akan menaikkan tingkat suku bunga lebih jauh di tahun 2023.

"Hal ini yang menyebabkan pelemahan dolar AS di pekan ini dan memberikan peluang bagi emas," jelas Monex.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper