Bisnis.com, JAKARTA - Phintraco Sekuritas memprediksi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menyentuh level 7.000 pada paruh kedua 2023. Target tersebut lebih rendah dibandingkan target semula yang mencapai level 8.000.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, terdapat sejumlah sentimen yang turut memengaruhi perkembangan IHSG hingga akhir tahun nanti.
Dari domestik, ada sentimen terkait tren penurunan inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah. Membaiknya nilai tukar rupiah diperkirakan dapat berdampak pada penguatan IHSG.
Pada Selasa (11/7/2023), nilai tukar rupiah pun berhasil menguat 0,09 persen ke level Rp15.191 per dolar Amerika Serikat (AS) hingga pukul 14.00 WIB, seiring dengan melemahnya indeks dolar AS ke 101,86 atau turun 0,10 persen.
Sementara itu, sentimen eksternal yang perlu diperhatikan ialah potensi perubahan arah kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral besar terutama The Fed dan People's Bank of China.
Menurut Valdy, pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed serta pemulihan ekonomi yang lebih cepat di AS dapat memicu terjadinya aliran modal keluar (capital outflow) dari Indonesia.
Baca Juga
Sebelumnya, Phintraco Sekuritas menargetkan IHSG menembus angka 8.000 pada 2023. Pada akhir 2023, IHSG bahkan diprediksi menyentuh posisi 8.205.
Potensi target level IHSG itu diperoleh berdasarkan metode relative valuation menggunakan data historis price to earning ratio (PER) IHSG sejak 2003.
"Kami melakukan simulasi dengan merubah asumsi pertumbuhan earnings per share [EPS] untuk membuat clear sky scenario dan dark cloud scenario. Untuk target IHSG 8.205, kami menggunakan asumsi pertumbuhan rata-rata EPS sebesar 14,26 persen,” tutur Equilty Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis dikutip Selasa (11/7/2023).
Adapun, Phintraco turut merekomendasikan delapan saham yang dapat dilirik pada perdagangan hari ini. Kedelapan saham itu adalah BMRI, BBCA, BBNI, ICBP, CTRA, BSDE, PWON, hingga BBRI.
Penururunan target IHSG juga dilakukan Mirae Asset Sekuritas. Mirae merevisi IHSG hingga akhir 2023 menjadi ke level 7.600 dari semula di level 7.700.
Head of Investment Information Mirae Asset Martha Christina mengatakan perevisian target IHSG dari Mirae dilakukan setelah pemerintah mencabut status pandemi Covid-19 di Indonesia serta naiknya suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Martha menilai bahwa IHSG masih berpeluang untuk kembali menguat pada paruh kedua 2023. Pada paruh kedua tahun ini, ujarnya, diperkirakan IHSG akan menguat karena beberapa faktor seperti tingginya investasi asing langsung, potensi kenaikan tingkat produktivitas masyarakat karena jumlah hari libur yang lebih sedikit, hingga potensi kenaikan harga komoditas pertanian.