Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Rupiah Anjlok, Ekonom: Sektor Komoditas Bakal Diuntungkan

Ekonom melihat sektor komoditas, smelter besi dan baja dapat diuntungkan dari pelemahan rupiah.
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah tercatat masih bergerak melemah beberapa waktu ini. Ekonom melihat terdapat beberapa sektor yang diuntungkan dari pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan penyebab pelemahan rupiah adalah penyesuaian ekspektasi investor di level global terhadap rencana kenaikan suku bunga The Fed.

Akibat hal ini, banyak investor yang menarik kembali investasi mereka di pasar saham dan obligasi Indonesia untuk dipindahkan ke instrumen global alternatif, terutama komoditas.

"Menurut estimasi kami, nilai investasi portofolio yang ditarik kembali adalah sebesar US$520-an juta," kata Lionel kepada Bisnis, Senin (10/7/2023).

Selain faktor tersebut, lanjut Lionel, ada juga pengaruh dari penarikan dividen investasi asing kembali ke negara asal. Akan tetapi, menurutnya efek ini hanya bersifat sementara dari bulan Mei hingga Juli.

Lionel pun melihat sektor yang terdampak negatif dari pelemahan rupiah ini adalah manufaktur yang banyak menggunakan bahan baku atau komponen impor seperti otomotif, farmasi, tekstil, dan lain-lain.

"Eksportir, seperti komoditas maupun smelter besi dan baja, akan cenderung lebih diuntungkan," ucapnya.

Adapun Samuel Sekuritas memproyeksikan Rupiah akan beranjak stabil pasca-pengumuman kenaikan suku bunga The Fed pada 26 Juli mendatang. Samuel Sekuritas memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.900 per dolar Amerika Serikat.

Pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (10/7/2023), Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.204. Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,41 persen ke Rp15.204 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,11 persen ke 102,38.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang turun 0,16 persen, dolar Singapura turun 0,11 persen, dolar Taiwan turun 0,21 persen, won Korea Selatan turun 0,09 persen, dan peso Filipina turun 0,14 persen.

Kemudian rupee India naik 0,16 persen, yuan China melemah  0,11 persen, ringgit Malaysia turun 0,04 persen, dan baht Thailand turun 0,07 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper