Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Makin Loyo Rp15.150 per Dolar AS, Cek Penyebabnya

Nilai tukar rupiah melemah 0,05 persen atau 7,5 poin ke Rp15.150 per dolar AS pada awal perdagangan hari ini.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini dibuka melemah saat mayoritas mata uang Asia menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, pada 09.00 WIB rupiah melemah 0,05 persen atau 7,5 poin ke Rp15.150 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,18 persen atau 0,12 poin ke 102,40.

Sementara itu, yuan China menguat 0,01 persen, ringgit Malaysia naik 0,05 persen, baht Thailand menguat 0,09 persen, won Korea Selatan menguat 0,18 persen, sedangkan yen Jepang melemah 0,20 persen.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan nilai tukar rupiah pada pekan lalu dan sebagian mata uang Asia cenderung melemag terhadap dolar AS. Secara mingguan, rupiah melemah sekitar 0,94 persen ke level 15.135 per dolar AS.

“Penguatan dolar AS yang didorong oleh penguatan data ekonomi AS terutama data tenaga kerja AS dan sinyal hawkish dari notulensi rapat FOMC bulan Juni 2023,” kata Josua kepada Bisnis, Senin (10/7/2023).

Sentimen pelemahan data China, lanjut Josua, juga ikut mendorong pelemahan nilai tukar rupiah. Data ekonomi AS yang dirilis Jumat lalu cenderung mengindikasikan data tenaga kerja AS yang mixed. Non-Farm payrolls AS bulan Juni tercatat 209.000, lebih rendah dari periode sebelumnya 306.000, dan juga lebih rendah dari perkiraan 230.000.

Data NFP yang lebih rendah mengafirmasi kondisi pasar tenaga kerja yang mulai melonggar di AS. Meskipun demikian, di sisi lainnya, tingkat pengangguran turun menjadi 3,6 persen dari sebelumnya 3,7 persen.

Pada hari Jumat (7/7/2023), kata Josua, dolar index turun 0,87 persen menjadi 102,27. Sementara itu, yield obligasi pemerinta AS masih naik 3 bps menjadi 4,06 persen di tengah sentimen data pasar tenaga kerja.

Pekan ini, pelaku pasar akan mencermati beberapa data ekonomi global termasuk data inflasi AS bulan Juni yang akan dirilis pada Rabu pekan depan. Inflasi AS bulan Juni 2023 diperkirakan 3,1 persen dari bulan sebelumnya 4,0 persen dan inflasi inti AS pada bulan Juni 2023 diperkirakan menurun menjadi 5,0 persen dari bulan sebelumnya 5,3 persen.

“Dengan ekspektasi pasar terhadap rilis data ekonomi AS tersebut, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp15.075-Rp15.175 per dolar AS pada pekan ini,” jelas Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper