Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas bergerak naik pada akhir perdagangan Jumat (7/7/2023), tetapi berpotensi turun pada perdagangan pekan depan.
Mengutip data Bloomberg, Minggu (9/7/2023), harga emas spot naik 0,74 persen atau 14,15 poin ke US$1.925,05 per troy ons. Sejalan, harga emas Comex naik 0,89 persen atau 17,10 poin ke US$1.932,50 per troy ons.
Analis Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan, harga emas bergerak lebih tinggi pada perdagangan Jumat (7/7/2023), tetapi tetap berada di bawah tekanan dari kekhawatiran kenaikan suku bunga AS.
"Pasalnya saat ini pasar sedang menunggu lebih banyak isyarat dari data nonfarm payrolls," jelas MIFX dalam riset, dikutip Minggu (9/7/2023).
Data menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat berpotensi menimbulkan kekhawatiran bahwa the Fed akan tetap agresif dalam menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi. Skenario seperti itu menjadi pertanda buruk bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.
Data NFP selalu dinanti banyak investor maupun trader, sebab mencerminkan kesehatan pasar tenaga kerja dan terkait dengan kebijakan moneter yang diambil bank sentral AS (The Fed). Sehingga NFP akan memicu pergerakan besar di berbagai aset, dan kerap dijadikan momen mendulang profit.
"Kami melihat traders memiliki peluang untuk mengambil posisi sell pada produk Gold untuk menguji level support US$1.911,60 per troy ons jika NFP dan pertumbuhan rata-rata upah per jam dirilis di atas forecast, harga emas cenderung akan mengalami tekanan," ungkap Analis MIFX.
Penurunan lebih rendah dari level support tersebut, maka harga emas berpeluang menguji level support selanjutnya di level US$1.908,55 per troy ons.