Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah Sentuh Rp15.056 per Dolar AS, Kamis 6 Juli 2023

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.056 pada perdagangan hari ini, Kamis (6/7/2023).
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.056 pada perdagangan hari ini, Kamis (6/7/2023). Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,26 persen ke Rp15.056 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga turun 0,10 persen ke 103,27.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang naik 0,50 persen, dolar Singapura naik 0,12 persen, dolar Taiwan turun 0,38 persen, won Korea Selatan turun 0,20 persen, dan peso Filipina turun 0,22 persen.

Kemudian rupee India turun 0,34 persen, yuan China menguat 0,03 persen, ringgit Malaysia naik 0,13 persen, dan baht Thailand turun 0,24 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan risalah The Fed menunjukkan bahwa hampir semua anggota bank sentral mendukung kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang, dengan alasan inflasi yang membandel dan pasar tenaga kerja yang terlalu panas.

Risalah tersebut meningkatkan harapan akan kenaikan suku bunga dalam pertemuan Fed pada akhir Juli, sambil juga mendorong investor untuk beralih ke dolar dan keluar dari pasar Asia yang berisiko tinggi.

"Data selama seminggu terakhir menunjukkan aktivitas bisnis di China memburuk selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Juni, mengindikasikan pemulihan pasca-Covid di negara tersebut sebagian besar telah melambat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (6/7/2023).

Bank Sentral Eropa diperkirakan secara luas akan menaikkan suku bunga lagi pada akhir bulan ini.

Lebih banyak indikator ekonomi dari China juga akan tersedia dalam beberapa hari mendatang, dengan data inflasi utama dijadwalkan akan dirilis minggu depan.

Selain kondisi ekonomi yang lemah, Yuan juga menghadapi kekhawatiran terkait memburuknya hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Beijing telah memblokir ekspor bahan pembuatan chip utama ke AS, meningkatkan ancaman pembalasan dari AS, yang dapat mengganggu perdagangan global.

Sementara itu dari dalam negeri, lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada 4 Juli 2023. 

S&P sebelumnya merevisi ke atas outlook menjadi stabil dan mempertahankan peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia di level BBB pada 27 April 2022.

Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang solid, rekam jejak kebijakan yang baik, dan konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari target awal. 

Di sisi lain, outlook stabil mencerminkan keyakinan S&P terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi Indonesia untuk dua tahun ke depan, yang akan mendukung kinerja fiskal dan stabilisasi utang. 

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif tetapi ditutup melemah direntang  Rp15.040-Rp15.100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper