Bisnis.com, JAKARTA — Hapsoro Sukmonohadi atau Happy Hapsoro bakal kembali beraksi melalui perusahaan investasi yang dikendalikannya, PT Basis Utama Prima atau Basis Investment. Dia bakal mengakuisisi dan menjadi pemilik saham mayoritas PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) melalui PT Nusantara Utama Investama.
Akuisisi ini akan ditempuh dengan mekanisme konversi utang BUVA kepada Nusantara Utama Investama yang telah jatuh tempo menjadi kepemilikan saham. Pengambilalihan saham dilaksanakan melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Adapun utang BUVA yang dikonversi bernilai Rp754,40 miliar.
Nilai itu setara dengan 12.573.477.346 saham baru yang akan diterbitkan dengan nilai nominal Rp50 per saham dan harga Rp60 per lembar. Nilai totalnya mencerminkan 64,86 persen dari modal ditempatkan dan disetor BUVA setelah pelaksanaan PMTHMETD.
Nusantara Utama Investama merupakan kreditur baru BUVA setelah mengambil alih utang dari PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Adapun utang yang dikonversi itu bernilai Rp200 miliar tertanggal 1 November 2016 dan Rp554,40 miliar atas utang tertanggal 21 Desember 2011 yang diberikan BCA kepada BUVA beserta anak usahanya, PT Bukit Lagoi.
“Meskipun pelaksanaan PMTHMETD ini dilaksanakan tidak dengan setoran tunai, tetapi PMTHMETD tetap memberikan efek peningkatan modal disetor sebagai komponen ekuitas yang berasal dari hasil konversi,” tulis manajemen BUVA dalam keterbukaan informasi, Kamis (6/7/2023).
Pelaksanaan PMTHMETD akan meningkatkan jumlah ekuitas BUVA menjadi Rp650,89 miliar dan menurunkan rasio utang terhadap ekuitas dari sebelumnya negatif 12,6 kali menjadi 1,8 kali.
Baca Juga
“Penurunan rasio utang terhadap ekuitas akan meningkatkan fleksibilitas kami dalam mencari pembiayaan baru yang dibutuhkan pada masa mendatang,” lanjut Manajemen.
Manajemen sebelumnya juga mengemukakan akuisisi ini akan membuat liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp1,17 triliun dari sebelumnya Rp1,98 triliun pada 2022.
Ekuitas BUVA juga akan berbalik positif menjadi Rp659,88 miliar setelah private placement dari mulanya negatif Rp159,08 miliar. Setelah PMTHMETD, kepemilikan saham investor lama BUVA akan terdilusi sebesar 64,86 persen dan Nusantara Utama Investama akan menjadi entitas pengendali.
Sebagai catatan, sebanyak 99,9 persen kepemilikan Nusantara Utama Investama dikempit oleh Basis Utama Prima, sementara sisanya oleh 0,01 persen oleh Bonny Harry. Happy Hapsoro merupakan pemilik manfaat Nusantara Utama Investama karena kepemilikan mayoritasnya atas Basis Utama Prima.
Basis Utama Prima bukanlah nama yang awam di pasar modal. Ia merupakan kendaraan investasi Happy Hapsoro atas sejumlah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selain menjadi pemilik langsung 28,51 persen saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), Happy Hapsoro juga memiliki porsi tak langsung melalui Basis Utama Prima sebesar 11,54 persen.
Emiten lain yang berada dalam payung investasi Basis Utama Prima adalah PT Red Planet Indonesia Tbk. (PSKT) dengan porsi kepemilikan mencapai 40 persen. Selanjutnya ada PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) dalam portofolio Basis Utama Prima. Per 31 Mei 2023, kepemilikan Happy Hapsoro secara tidak langsung berjumlah 6,17 persen.