Bisnis.com, JAKARTA — Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) Bursa Efek Indonesia sepanjang 2023 masih berada di bawah target Rp14,75 triliun. Nilai transaksi per 27 Juni 2023 yang bertengger di Rp10,34 triliun bahkan lebih rendah daripada 2022 yang menembus Rp14,7 triliun.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan penurunan RNTH terjadi di banyak negara. Per 31 Mei 2023, RNTH di bursa Indonesia turun 29 persen dibandingkan dengan 2022. Tren serupa diperlihatkan oleh bursa-bursa lain di kawasan Asia, seperti Malaysia sebesar 5,69 persen, Singapura turun sebesar 11,29 persen dan Thailand sebesar 17,25 persen.
“Target 2023 awalnya disusun dengan optimisme bahwa menjelang Pemilihan Umum 2024 euforia investor turut meningkat. Tahun politik dan euforia ini dua hal yang tidak bisa dipisahkan,” kata Iman dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BEI pada Rabu (28/6/2023).
Meski demikian, dia tidak memungkiri terdapat sejumlah sentimen yang mempengaruhi aktivitas investor. Kekhawatiran akan resesi, perang, inflasi dan kenaikan suku bunga menjadi segelintir dinamika pasar yang mempengaruhi gerak pasar modal Tanah Air.
Iman juga menambahkan nilai transaksi saham merupakan ranah yang berada di luar kendali BEI karena tergantung dengan rasionalisasi investasi masing-masing investor. Namun, otoritas bursa bisa meningkatkan daya tarik pasar dengan meningkatkan sisi permintaan dan pasokan saham.
“Dari sisi demand kami upayakan investor bertambah. Begitu pula dari supply dengan mengakomodasi IPO berkualitas,” tambahnya.
Baca Juga
Iman menilai pasar modal Indonesia pada semester kedua bakal makin semarak, seiring dengan potensi masuknya penggalangan dana bernilai jumbo dari calon emiten. Dia membocorkan setidaknya telah terdapat 3 calon emiten dengan potensi nilai initial public offering (IPO) di atas Rp9 triliun yang tengah diproses BEI.
“Hari ini sudah ada 3 perusahaan yang proceed dengan potensi penggalangan dana di atas US$700 juta—US$800 juta atau di atas Rp9 triliun dan itu sangat besar. Jadi akan ada IPO jumbo yang akan menjadi katalis peningkatan perdagangan,” kata dia.