Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,04 persen sehingga parkir di 6.661,88 pada perdagangan hari terakhir semester I/2023, Selasa (27/6/2023).
Indeks komposit sempat mencapai posisi tertinggi di 6.679,62 dan terendah di 6.652,90 sepanjang sesi perdagangan. Sebanyak 260 saham ditutup parkir di zona hijau, 270 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama dengan harga kemarin.
Indeks sektoral terpantau ditutup bervariasi dengan koreksi terdalam dialami sektor energi sebesar 1,55 persen. Saham-saham sektor energi dengan koreksi terdalam adalah PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) yang melemah menyentuh auto reject bawah (ARB) 14,92 persen. Pelemahan ini menandakan ARB selama dua hari beruntun usai PTBA melewati periode cum dividen.
Adapun saham BYAN juga turun 3,12 persen dan MEDC terkoreksi 1,11 persen.
Sektor teknologi menyusul pelemahan dengan koreksi 0,71 persen. Kemudian sektor industri turun 0,30 persen dan industri dasar melemah 0,11 persen.
Beberapa sektor yang menguat adalah transportasi sebesar 0,56 persen. Kemudian sektor finansial menguat 1,14 persen dan konsumer cyclical terapresiasi 0,56 persen.
Baca Juga
Di tengah pelemahan IHSG, sejumlah saham terpantau mengisi daratan top gainers dengan kenaikan tertinggi pada PT Agro Yasa Lestari Tbk. (AYLS) yang naik 24,24 persen. Lalu saham PT Telefast Indonesia Tbk. (TFAS) menguat 23,60 persen dan PT Asuransi Jasa Tania Tbk. (ASJT) menguat 17,00 persen.
Selain PTBA, saham-saham yang memimpin penurunan terdalam adalah PT Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) sebesar 14,96 persen dan PT Dewi Shri Farmindo Tbk. (DEWI) melemah 14,84 persen.
Phintraco Sekuritas telah memperkirakan IHSG bakal bergerak terbatas hari ini, menyusul pergerakan beragam indeks-indeks global pada Senin (26/6/2023).
Di sisi lain, tertahannya pergerakan IHSG turut dipicu oleh antisipasi pasar terhadap pidato President of European Central Bank (ECB) Christine Lagarde dan Kepala The Fed Jerome Powell.
Di regional, pelaku pasar tengah mengantisipasi rilis China NBS Manufacturing PMI. Aktivitas manufaktur di China diperkirakan masih tertahan pada kondisi kontraksi pada Juni 2023.
Sementara itu dari dalam negeri, BPS akan merilis data inflasi Juni 2023 pada 3 Juli 2023 setelah libur Iduladha dan cuti bersama.