Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara yang telah melewati puncaknya tidak membuat investor kawakan Lo Kheng Hong lantas menjual kepemilikan sahamnya di emiten batu bara PT ABM Investama Tbk. (ABMM).
Lo Kheng Hong menuturkan dirinya membeli saham ABMM pada harga Rp1.300. Kemudian, tahun lalu ketika harga batu bara naik menjadi US$400 per ton, saham ABMM yang semula berharga Rp1.300 naik menjadi Rp4.850.
"Saya pemegang saham terbesar, mungkin nomor tiga di tambang batu bara yang saat ini kuartal I/2023 sudah laba Rp1,6 triliun. Kalau dikali 4, mungkin bisa laba Rp6 triliun," kata Lo Kheng Hong dalam kanal YouTube Intiland Development berjudul Exclusive Talkshow "Warren Buffett Wisdom" by Lo Kheng Hong, dikutip Sabtu (25/6/2023).
Dia melanjutkan, saat harga saham ABMM di level Rp4.850 per saham, saham tersebut masih memiliki price to earning atau PE 2 kali. Menurutnya, dengan PE yang hanya 2 kali, saham ABMM sayang untuk dijual.
Akan tetapi, harga saham ABMM kembali turun ke level Rp2.450. Hal ini membuat keuntungan Lo Kheng Hong menguap Rp250 miliar. Meski demikian, Lo Kheng Hong menuturkan belum akan menjual saham ABMM yang saat ini berada pada level Rp3.030.
"Kapan mau dijual? Di Rp4.850 saja tida dijual, masa di harga Rp3.000 dijual. Jawabannya sederhana," ucap Lo Kheng Hong.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, ABMM menetapkan penggunaan US$75 juta atau sekitar Rp1,10 triliun dari laba bersih 2022 sebagai dividen 2023. Dengan demikian, setiap pemegang saham akan mendapatkan dividen sekitar Rp400 per lembar.
Keputusan dividen ABMM yang akan dibagikan pada 2023 ini menjadi angin segar bagi Lo Kheng Hong (LKH).
Lo Kheng Hong merupakan salah satu pemegang saham ABMM terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Lo Kheng Hong memiliki sekitar 113.586.300 saham ABMM.
Dari jumlah tersebut, Lo Kheng Hong berpeluang mendapatkan jatah setoran dividen senilai Rp45,43 miliar untuk kinerja ABM Investama tahun buku 2022.