Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten kontraktor pertambangan PT ABM Investama Tbk. (ABMM) menjadi saham pilihan dari investor kawakan Lo Kheng Hong dan taipan Hermanto Tanoko. Analis memberikan rekomendasi wait and see untuk saham ini.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan melihat pergerakan harga ABMM di penutupan sesi I Senin (22/5/2023), yang mengalami auto reject bawah (ARB), ABMM diperkirakan masih rawan bergerak terkoreksi.
"Melihat pergerakan harga di penutupan sesi I yang ARB dengan volume yang kecil dan dari sisi indikator MACD dan Stochastic masih bergerak ke zona negatif dan oversoldnya, maka ABMM kami perkirakan masih rawan bergerak terkoreksi," kata Herditya, Senin (22/5/2023).
Herditya menuturkan investor dapat melakukan wait and see terhadap saham ABMM. Sebagaimana diketahui, saham ABMM ditutup melemah 6,85 persen ke level Rp3.130 pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Senin (22/5/2023).
Saham ABMM diperdagangkan sebanyak 586.600 saham, dengan nilai Rp1,84 miliar dan frekuensi sebanyak 328 kali. Saham ABMM memiliki kapitalisasi pasar Rp8,62 triliun.
Herditya menuturkan investor dapat memperhatikan target koreksi pada level Rp2.890-Rp3.100. Menurutnya, selama saham ABMM masih mampu berada di atas Rp2.630 sebagai support krusial, maka saham ABMM berpeluang berbalik arah ke Rp3.300-Rp3.400 terlebih dahulu.
Baca Juga
Dalam informasi di situs resminya, ABMM mencatat Lo Kheng Hong memiliki sebanyak 114,21 juta saham ABMM, atau setara 4,148 persen kepemilikan. Sementara itu, keluarga Tanoko yang menggenggam saham ABMM adalah Hermanto Tanoko dan Robert Christian Tanoko.
Hermanto Tanoko menggenggam sebanyak 21,10 juta saham ABMM atau setara 0,76 persen kepemilikan, dan Robert Tanoko mengempit sebanyak 6,86 juta saham ABMM atau setara 0,24 persen kepemilikan.
Selain itu, Keluarga Tanoko melalui PT Tancorp Global Semesta juga berinvestasi di ABMM dengan kepemilikan 7,02 juta saham atau setara 0,255 persen kepemilikan.
Selain Keluarga Tanoko, terdapat pula nama investor Haiyanto dengan kepemilikan 8,48 juta saham atau setara 0,30 persen kepemilikan. Haiyanto sebelumnya dikenal publik karena menggenggam sejumlah 248,92 juta saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) atau sebesar 2,16 persen kepemilikan.