Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Turki Naik 650 Poin, Mata Uang Lira Anjlok ke Level Terendah

Mata uang Lira anjlok setelah Bank Sentral Turki mengerek suku bunga 650 poin, di bawah ekspektasi pasar.
Mata uang Lira anjlok setelah Bank Sentral Turki mengerek suku bunga 650 poin, di bawah ekspektasi pasar. /Reuters-Murad Sezer
Mata uang Lira anjlok setelah Bank Sentral Turki mengerek suku bunga 650 poin, di bawah ekspektasi pasar. /Reuters-Murad Sezer

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur bank sentral Turki yang baru, Hafize Gaye Erkan, mengumumkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari perkiraan pada pertemuan suku bunga pertamanya pada hari Kamis (22/6/2023). Keputusan itu membuat lira dan obligasi negara berdenominasi dolar melemah tajam.

Tiga puluh menit setelah kenaikan suku bunga- yang pertama di Turki sejak awal 2021 - lira tiba-tiba mulai jatuh, menyentuh level terendah sepanjang masa di atas 24,60 terhadap dolar. Mata uang lira kemudian meluncur ke 24,3038, yang menandakan pelemahan 30 persen sepanjang 2023.

Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga acuan 650 basis poin menjadi 15 persen dibandingkan dengan median 21 persen yang diperkirakan dalam sebuah jajak pendapat Reuters.

"Komite kebijakan bank sentral mengatakan pengetatan akan diperkuat lebih lanjut sesuai kebutuhan secara tepat waktu dan bertahap hingga prospek inflasi yang signifikan tercapai," seperti dikutip dari Reuters.

Dengan nada yang lebih hawkish dibandingkan bulan sebelumnya, mereka mengatakan bahwa mereka menaikkan suku bunga untuk menetapkan arah disinflasi sesegera mungkin, untuk menjangkar ekspektasi inflasi, dan untuk mengendalikan penurunan perilaku harga.

Inflasi tahunan hanya berada di bawah 40 persen di bulan Mei setelah menyentuh level tertinggi dalam 24 tahun terakhir di atas 85 persen di bulan Oktober tahun lalu. Bank sentral mengatakan bahwa inflasi akan berada di bawah tekanan lebih lanjut.

Bank Sentral Turki menambahkan secara bertahap akan "menyederhanakan dan meningkatkan kerangka kerja mikro dan makroprudensial yang ada" untuk meningkatkan mekanisme dan stabilitas pasar - menunjukkan beberapa dari lusinan peraturan yang diadopsi sejak akhir 2021 dapat dibatalkan, membebaskan pasar kredit, valas, dan utang.

Piotr Matys, analis senior di In Touch Capital Markets, mengatakan banyak pelaku pasar cenderung menafsirkan keputusan hari ini sebagai indikasi bahwa Gubernur Erkan memiliki ruang gerak yang terbatas untuk bermanuver dalam memulihkan kebijakan moneter.

"Orang dapat berargumen bahwa akan membutuhkan waktu untuk memulihkan kepercayaan yang hancur, tetapi akan lebih efisien untuk melampaui ekspektasi jika Gubernur Erkan ingin meyakinkan investor bahwa ia bertanggung jawab atas kebijakan moneter dan bukan Presiden Erdogan," katanya.

Peter Kisler, EM Portofolio Manajer Trium Capital mengatakan pasar kecewa karena setidaknya Bank Sentral Turki harus menaikkan suku bunga di kisaran 16 persen-18 persen.

"Di sisi lain, mereka menjanjikan pengetatan yang lebih besar di masa mendatang, jadi Anda harus memberi mereka kesempatan. Akan lebih baik jika sedikit lebih tinggi, tetapi ini menuju ke arah yang benar."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper