Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp14.940,5 pada perdagangan Kamis (22/6/2023) setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,08 persen ke Rp14.940,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,04 persen ke 102,02.
Bersamaan dengan rupiah, yen Jepang turun 0,01 persen, dolar Singapura turun 0,06 persen, dolar Taiwan turun 0,12 persen, won Korea Selatan turun 0,23 persen, dan peso Filipina naik 0,03 persen.
Kemudian rupee India naik 0,13 persen, yuan China menguat 0,02 persen, ringgit Malaysia turun 0,10 persen, dan baht Thailand naik 0,60 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS tetap stabil terhadap mata uang lainnya dalam perdagangan hari ini, Kamis (22/6/2023), mendekati level terendah dalam sebulan. Hal ini menyusul testimoni semi-tahunan Ketua Federal Reserve Jerome Powell kepada Kongres.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell tampil di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR pada hari Rabu. Ini adalah hari pertama dari testimoni semi-tahunan yang akan berlangsung selama dua hari. Powell mengulangi pesannya, menyatakan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut di AS akan menjadi tebakan yang cukup bagus jika ekonomi terus bergerak dalam arah saat ini.
Baca Juga
Sementara itu, Bank of England diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk kali ke-13 secara berturut-turut pada Kamis malam.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Kamis (22/6/2023).
Keputusan ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi diperkirakan tetap bergerak di kisaran 3 persen plus minus 1 persen hingga akhir 2023. Kemudian turun ke kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen pada tahun 2024.
Fokus kebijakan BI saat ini diarahkan pada stabilitas nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor atau imported inflation. Selain itu, pengendalian rupiah juga untuk memitigasi dampak rambatan dari ketidakpastian pasar keuangan global.
Selain itu, sentimen juga datang dari pemerintah melalui Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan pencabutan status pandemi Covid-19 menjadi endemi.
Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp14.910-Rp14.980.